Brilio.net - Wabah virus Corona kini penyebarannya semakin meluas. Tak hanya kawasan Asia, Corona juga sudah dilaporkan terdeteksi di beberapa negara di Eropa dan Afrika.

Di kawasan Asia Tenggara sendiri, negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam dan Filipina sudah melaporkan masuknya virus Corona. Namun hingga saat ini pemerintah Indonesia belum melaporkan ada kasus Corona di Tanah Air. Hal ini memicu kekhawatiran sejumlah negara asing tentang penanganan dan kesiapan Indonesia dalam menghadapi wabah Corona.

Para pejabat di Kedutaan Amerika Serikat dan sejumlah diplomat Negara Barat menyampaikan kekhawatiran mereka kepada para pejabat Indonesia soal bagaimana RI menangani wabah Corona. Mereka menyerukan perlunya pemerintah Indonesia lebih mempersiapkan diri dan menjalankan perlindungan terhadap wabah Corona.

Sumber diplomatik mengatakan sejumlah duta besar negara barat termasuk dari AS sudah bertemu dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan menyampaikan kerisauan mereka itu.

Melansir dari laman the Age, pesan yang disampaikan para diplomat itu termasuk peringatan soal perlunya pemerintah RI bertindak aktif melakukan pendeteksian virus Corona.

"Banyak rumah sakit tidak punya perlengkapan memadai, ranjang isolasi, dan pemindahan sampel yang aman," kata mereka seperti dikutip brilio.net dari merdeka.com, Jumat (28/2).

Dunia khawatirkan corona di Indonesia  berbagai sumber

foto: merdeka.com

Para diplomat dari Australia, AS, dan Kanada juga sudah mengadakan pertemuan untuk membahas belum adanya penyebaran virus corona di Indonesia.

Juru bicara Kedutaan AS mengatakan mantan dubes Joseph R. Donovan yang sudah menunaikan tugasnya pada 14 Februari lalu sudah mengingatkan menteri kesehatan Indonesia tentang wabah ini.

"Kami secara rutin bertemu dengan para pejabat pemerintah Indonesia dalam berbagai kesempatan yang berhubungan dengan 70 tahun kerjasama bilateral. Wabah virus Corona terus berkembang dengan pesat dan seperti sejawat kami di Indonesia, kami memantau wabah ini dengan seksama," kata juru bicara kedutaan AS.

Marc Lipsitch, profesor Epidemiology di Universitas Harvard dalam makalahnya mengatakan secara statistik sangat tidak mungkin ada nol kasus virus Corona di Indonesia.

Lipsitch mengatakan kepada Sydney Morning Herald dan the Age, dia sudah memperingatkan ada kemungkinan pandemik global yang menyebabkan 40-70 persen populasi dunia bisa terinfeksi corona, meski tidak berarti 40-70 persen itu semuanya akan sakit.

Indonesia sejauh ini sudah memeriksa 136 orang untuk virus corona dari sekitar 270 juta penduduk.

Dunia khawatirkan corona di Indonesia  berbagai sumber

foto: merdeka.com

 

Sebagai perbandingan, Singapura dengan 5,6 juta penduduk sudah memeriksa lebih dari 1.200 warga dan Malaysia dengan 31 juta jiwa sudah memeriksa lebih dari 1.000 orang. Di Australia yang berpopulasi 25 juta jiwa sudah memeriksa sebanyak 4.000 orang. Sebagian bahkan diperiksa beberapa kali.

Awal pekan ini, seorang turis Jepang didiagnosa mengidap Corona setelah pulang dari Bali. Dinas Kesehatan Provinsi Bali melakukan disinfektan di kamar salah satu hotel, tempat warga negara Jepang yang dinyatakan positif terinfeksi Corona usai melakukan perjalanan ke Bali tersebut menginap.

"Iya ditemukan di satu hotel saja, di kamarnya menginap sudah disinfektan, dibersihkan dulu dan sementara di-off-kan dulu," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, Rabu (26/2).

Sebagai langkah antisipasi penyebaran virus Corona, kamar tersebut dikosongkan. Kemudian para pekerja yang pernah berinteraksi dengan warga Jepang itu diobservasi kesehatannya selama 14 hari.

"Sudah kita lakukan kontak tracking, pekerja di hotel yang kontak dengan pasien itu sudah diperiksa dan ditanya ada sakit apa tidak. Belum ada yang sakit demam, pilek dan sesak napas belum ada. Tapi tetap kita observasi sampai tanggal 4 Maret," imbuhnya.

Dia menyampaikan, disinfektan di kamar hotel itu sudah dilakukan pada Senin (25/2) lalu, dan para petugas melakukan pembersihan menggunakan pakaian khusus dan kaca mata pelindung. Hal itu sesuai dengan standar operasional antisipasi virus Corona.

"Jadi kita lakukan pengamatan epidemiologi tempat di mana dia menginap. Juga pada tamu-tamu dan pegawai hotel yang kontak erat selama dia di Bali. Kemudian juga travelnya. Kita cek dan kita observasi selama 14 hari sementara hasilnya nihil," ujarnya.