Brilio.net - Gojek merupakan salah satu jasa ojek online yang cukup terkenal di Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sekarang ini sudah sangat tergantung dengan jasa ojek online karena memberikan banyak manfaat. Rencananya, transportasi online asal Indonesia, Gojek akan segera beroperasi di Malaysia.

Namun sayangnya rencana tersebut mendapat penolakan dari berbagai pihak, salah satunya dari pendiri Big Blue Taxi Services, Shamsubahrin Ismail. Dilansir brilio.net dari FMT News, Rabu (28/9), Shamsubahrin Ismail mengaku tidak setuju jika Gojek beroperasi di Malaysia. Bahkan ia akan melakukan aksi protes apabila pemerintah benar-benar mengizinkan Gojek beroperasi di Malaysia.

Dalam sebuah video pendek yang viral di media sosial, Shamsubahrin Ismail mengatakan bahwa Gojek hanya untuk orang miskin seperti di Jakarta, Thailand, India dan Kamboja tersebut berdasarkan laporan media yang dia baca tentang kemiskinan di Indonesia.

"Gojek bisa dilakukan di Indonesia karena tingkat kemiskinannya sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia," ujarnya.

Tak hanya itu saja, Shamsubahrin Ismail juga mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia sangat berbeda dalam banyak hal. Hingga ia mengeluarkan perkataan yang membuat masyarakat Indonesia geram.

"Gojek sebagai karier tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, anak muda kita pantas mendapatkan yang lebih baik dari itu," kata Shamsubahrin Ismail.

Tak butuh waktu lama, Shamsubahrin Ismail akhirnya meminta maaf atas perkataannya tersebut. Dilansir brilio.net dari Malay Mail, bos taksi asal Malaysia tersebut menyampaikan permintaan maaf langsung di depan awak media.

"Saya minta maaf atas kesalahan dalam pernyataan saya menyebut orang Indonesia miskin." kata Shamsubahrin.

Usai pernyataannya viral, Shamsubahrin mengaku bahwa ia telah menerima banyak pesan dari orang Indonesia di akun media sosialnya. "Saya berharap tidak ada demonstrasi, dalam kepentingan dan hubungan antara kedua negara," katanya dalam konferensi pers di Malaysia, Rabu (28/8).

Sebelumnya, pengendara Gojek telah mengancam untuk berdemonstrasi di kedutaan Malaysia pada 3 September, jika tidak ada permintaan maaf dari Shamsubahrin. 

Menurut informasi yang didapat brilio.net dari thestar.com, Rabu (28/8), Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq Syed Abdul Rahman baru-baru ini mengatakan bahwa Kabinet dengan suara bulat setuju untuk mengizinkan layanan e-hailing ojek, meskipun mereka sebelumnya dilarang karena masalah keamanan. Larangan itu diluncurkan ketika Dego Ride milik Malaysia sendiri menawarkan layanan tersebut.

Gojek didirikan pada 2010 oleh Nadiem Makarim Indonesia berusia 35 tahun, yang saat ini adalah CEO jaringan transportasi dan permulaan logistik yang menawarkan berbagai layanan mulai dari naik kendaraan hingga pengiriman, serta fintech.

Nadiem pekan lalu sempat bertemu dengan Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad dan Menteri Transportasi Anthony Loke. Loke mengatakan minggu lalu bahwa Kementerian Transportasi memiliki satu bulan untuk mempresentasikan makalah kepada Kabinet mengenai mekanisme memperkenalkan layanan e-hailing berbasis sepeda motor di negara tersebut.

Seperti yang diketahui Gojek kini sduah beroperasi di Singapura, Filipina, Thailand (di mana dikenal sebagai GET) dan Vietnam (GoViet).