Brilio.net - Kabupaten Banyuwangi kembali ditetapkan sebagai 'Kabupaten Terinovatif' dalam kompetisi Innovative Government Award (IGA) 2019 oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Gelar ini sebelumnya sudah diterima Kabupaten Banyuwangi pada 2018 lalu.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyerahkan penghargaan itu kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Senin malam (7/10). Berkat prestasi ini, Banyuwangi mendapat dana insentif daerah Rp 9 miliar.

“Terima kasih kepada pemerintah pusat dan Kemendagri. Model apresiasi semacam ini menyemangati kami di daerah untuk selalu berupaya berinovasi dalam mengembangkan Banyuwangi,” ujar Bupati Anas.

Ada beberapa inovasi daerah yang menjadi penilaian seperti, tata kelola pemerintah daerah, inovasi pelayanan publik, dan inovasi lainnya yang disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Pada penilaian kali ini, Banyuwangi mengajukan 186 inovasi daerah. Kabupaten yang dijuluki The Sunrise of Java itu berhasil menempati peringkat pertama dari seluruh kabupaten di Tanah Air.

"Semua inovasi ini kami gagas untuk memudahkan pelayanan publik yang ujungnya adalah meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi warga. Dan kami bersyukur, bahwa ratusan inovasi yang kami geber selama ini mendapat poin tertinggi dari tim penilai,” kata Anas.

Ada tiga hal utama yang diukur dalam penilaian Innovative Government Award, yaitu aspek kuantitas, aspek kualitas, dan aspek manfaat. Tim penilai inovasi daerah ini terdiri atas perwakilan Kemendagri, Kemenristekdikti, Kemenpan-RB, Kemenkominfo, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Administrasi Negara (LAN), serta unsur akademisi.

Salah satu yang menyebabkan Banyuwangi mendapatkan poin tinggi dalam penilaian di kompetisi ini adalah penggunaan sistem online di berbagai urusan daerah. Mulai bidang keuangan, pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, sosial, hingga pertanian dan peternakan.

Di bidang Pelayanan Publik, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini memiliki Smart Kampung. Inovasi daerah berupa layanan desa berbasis online ini telah diterapkan oleh 189 desa. Di bidang pendidikan, berbagai proses pemberian beasiswa Banyuwangi Cerdas hingga tingkat perguruan tinggi dilakukan secara online.

Di bidang tata kelola keuangan daerah, ada beragam sistem online yang dikembangkan Banyuwangi, mulai SIMRAL, SP2D Online, hingga BKU Online. Ada pula e-BPHTB dan e-PAD, e-retribusi Pasar, e-village budgeting dan e-monitoring system.

Di peternakan, ada e-ternak yakni kartu elektronik ternak (e-Nak) untuk mendata ternak yang berisi data riwayat ternak sapi, mulai dari usia, riwayat kesehatan, hingga riwayat kehamilan dan masih banyak yang lainnya.

“Ujung dari inovasi itu adalah peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi, dan alhamdulillah semua indikator menunjukkan hal itu. Misalnya, kemiskinan yang dulu selalu dua digit, sekarang bisa kami tekan hingga 7 persen. Pendapatan per kapita naik dua kali lipat menjadi lebih dari Rp 48 juta per orang per tahun,” jelas Anas.