Brilio.net - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantu mengatasi kebakaran di Gunung Ranti dan Merapi di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ijen menggunakan armada udara water bombing.

Sebelumnya, Gunung Ranti yang lokasinya bersebelahan dengan Gunung Ijen di wilayah Banyuwangi terbakar. Kebakaran meluas ke kawasan Gunung Merapi Ungup-ungup di kawasan Ijen.

"Harus sesegera mungkin karena posisi api agak sulit dijangkau kecuali memakai armada udara,” jelas bupati yang akrab dipanggil Anas ini.

Bantuan pemadaman api dengan water bombing ini sangat diperlukan oleh Banyuwangi. Potensi meluasnya kebakaran mengancam lahan pertanian penduduk di areal persawahan di sisi utara dan barat kawasan Ijen, yakni di kawasan perkebunan Pasewaran Kecamatan Kalipuro.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharram mengatakan bahwa pemadaman lewat darat tidak efektif.

anas kebakaran hutan water bombing © 2019 brilio.net

foto: Liputan6.com

“Potensi kebakaran masih ada. Makanya kita ajukan surat permohonan water bombing untuk menyiram spot-spot di atas yang masih terbakar agar tidak meluas, karena lokasi itu hanya bisa dijangkau dengan helikopter. Kami akan terus koordinasi dengan BNPB," jawabnya.

BNPB sendiri telah berusaha membuat sekat-sekat agar api tidak merembet ke areal pertanian penduduk.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa agar warga Pasewaran mulai mengantisipasi meluasnya spot api ke wilayahnya. Tapi, semoga tidak sampai meluas ke sana,” harap Eka.

Kebakaran ini sebenarnya merupakan siklus tahunan yang terjadi di daerah tersebut.

"Sebelumnya kami mendapatkan informasi dari Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) bahwa sebenarnya kebakaran cemara gunung merupakan siklus rutin tahunan, tapi biasanya terkontrol. Namun karena kemarin ada badai angin cukup besar, kebakaran menjadi sporadis meluas," Jelas Anas.

Melihat situasi terkini, Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ijen dinyatakan tertutup untuk kunjungan maupun pendakian sejak Minggu (20/10).

Hal ini juga diperparah dengan rendahnya curah hujan yang diperkirakan turun di lokasi kebakaran.

"BMKG memprediksikan hujan di Banyuwangi terjadi baru pada akhir November 2019. Jadi, penyemprotan ini sifatnya urgen," ujar Anas.

"Meskipun kondisi kebahayaan sudah tidak ada namun rekomendasi BKSDA kawasan ini belum bisa dibuka. Dilihat perkembangannya besok nanti akan dievaluasi lagi," tutupnya.