Brilio.net - Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan istilah smart city atau kota pintar. Bagi kamu yang belum tahu, kota pintar adalah kota yang memanfaatkanteknologi untuk pengembangannya.
 
Nah, Jakarta dalam beberapa tahun terakhir ini lagi berupaya untuk jadi kota pintar nih. Beberapa fasilitas layanan masyarakat, sekarang ini sudah memanfaatkan teknologi lho.

IDL 2016 © 2016 brilio.net



Dulu, kalau warga Jakarta punya keluhan atau pengaduan, respons dari pemerintah daerah lama banget, sampai 200 jam lho. Tapi sekarang, lewat aplikasi Qlue, hanya butuh 14 jam. Nggak sampai sehari kan?    

“Kita mendorong pemerintah lebih transparan. Hal ini membuat keterlibatan masyarakat semakin meningkat,” ujar Kepala UPT JSC Setiadji saat menerima finalis Indonesia Digital Leader (IDL) 2016 di kantornya di kompleks Gedung Balaikota, Jakarta, baru-baru ini.

Peranan teknologi digital diakui bisa mendorong sebuah wilayah menjadi lebih pintar. Karena itu Setiadji mengajak finalis IDL 2016 berkolaborasi. Hal ini sekaligus bisa membuat startup yang dikembangkan mereka bisa lebih terkenal seperti Qlue yang sudah beberapa bulan bekerjasama dengan JSC.

“Anak muda mempunyai ide yang tidak dipikirkan orang tua. Bahkan hal yang menurut orang tua tidak mungkin, bagi anak muda mungkin-mungkin saja,” jelas Setiadji.

Selain ke JSC, para finalis IDL juga menyambangi beberapa instansi seperti BTPN Jenius, Go-Jek, dan Bukalapak. Mereka belajar banyak hal. Bukan hanya dari sisi teknologi, namun juga marketing.

Maklum, mereka punya ide kreatif. Teguh Bintang Nugraha misalnya, mahasiswa teknik industri Universitas Indonesia ini ingin mengoptimalkan limbah tekstil.

Lewat startup yang dikembangkan, dia berusaha menghubungkan antara perusahaan yang menghasilkan limbah dengan pihak yang membutuhkan. Idenya adalah membuat marketplace limbah tekstil.

“Indonesia adalah salah satu penghasil tekstil di dunia. Bukan hanya produk yang dihasilkan, namun juga limbahnya yang juga bisa dimanfaatkan. Kita ingin limbah ini bisa didapatkan melalui jalur mudah,” ujar Bintang.

IDL 2016 © 2016 brilio.net



Sementara itu Agung Nugroho, Co-Founder sekaligus COO KUDO menyatakan, lewat bekal yang telah diberikan selama kompetisi, diharapkan akan lahir para pemimpin digital muda baru yang dapat memberi solusi dalam memecahkan masalah daerah asalnya.

“Mereka tidak hanya menguasai teori, namun juga ilmu yang didapat dari praktek terjun langsung di lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari talenta terbaik dari berbagai daerah di Indonesia,” ujar Agung.
Wah keren deh.