Brilio.net - Demi memastikan keamanan dan efektivitas vaksin, proses pembuatannya harus melewati tahapan penelitian hingga uji klinis yang panjang. Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof. I Gusti Ngurah Mahardika memastikan semua vaksin yang disuntikkan kepada masyarakat sudah diuji dengan baik.

Menurutnya, jika ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) biasanya berkaitan dengan faktor genetik.

"Reaksi ikutan KIPI bisa saja terjadi karena genetik individu yang bersangkutan," katanya pada Selasa (8/6).

Masyarakat hanya perlu memantau sendiri gejala pasca-vaksinasi. Ia juga meminta masyarakat segera ke dokter jika menemukan ada gejala KIPI berat pasca-vaksinasi. Untuk itu, Prof. Mahardika meminta masyarakat tidak ragu divaksinasi.

"Jadilah pahlawan dengan bersedia divaksinasi," ujar Prof. Mahardika.

Sebelumnya, Ketua Komisi Daerah (Komda) KIPI Provinsi DKI Jakarta dr. Ellen Roostati Sianipar, Sp.A juga memastikan setiap vaksin Covid-19 yang diberikan aman karena telah melewati sejumlah tahapan penelitian ilmiah.

"Semua vaksin sudah diuji coba, melalui tiga fase, dan dipastikan aman," ungkap dr. Ellen.

Lebih lanjut dr. Ellen memastikan sejauh ini yang terjadi memang co insidens. Artinya tidak berhubungan dengan vaksin. Menurutnya, gejala yang timbul bersamaan tetapi sebetulnya tidak disebabkan oleh vaksin dan tidak terlalu serius.

“Seperti umumnya jika menerima injeksi, ada rasa nyeri atau demam. KIPI serius itu yang jadi perhatian, misal keluhannya berlanjut dan memerlukan perawatan,” paparnya.

Laporan terkait KIPI serius masih tidak terlalu besar dibandingkan dengan jumlah orang yang telah divaksinasi hingga kini. Meski laporan yang diterima masih kecil, pihaknya masih melakukan tindak lanjut dengan melakukan pengkajian.

dr. Ellen menambahkan, untuk menjamin keamanan, sebelum vaksinasi petugas juga telah memberitahu kepada masyarakat bila ada gejala seperti demam, menggigil, mual, atau muntah dianjurkan untuk minum obat.

"Kalau ada gejala dianjurkan minum parasetamol dulu tapi kalau berlanjut hubungi faskes terdekat. Kalau di Jakarta, semua puskesmas siap atau UGD terdekat. Pasti dilayani," pungkas dr. Ellen.