Brilio.net - Sejumlah pekerja PT Istaka Karya proyek pembangunan jembatan Habema-Mugi dikabarkan dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua. Kabar tersebut bermula dari informasi masyarkat yang mengabarkan bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap para pekerja PT Istaka Karya pada Minggu (2/12). Pekerja proyek ini sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak.

Kabar awal tersebut hingga kini masih diselidiki oleh polisi. Namun untuk kabar pasti dan detailnya, polisi masih kesulitan dan terkendala untuk mencari tahu kebenarannya. Mereka terkendala sinyal telekomunikasi yang susah.

"Tidak ada pos polisi dan sarana telekomunikasi ke kawasan itu yang terbatas," ujar Kapolda Papua Irjen Polisi Martuani Sormin, seperti brilio.net lansir dari laman antaranews pada Selasa (4/12).

Selain karena susahnya mendapat sinyal telekomunikasi, Sormin juga menjelaskan kalau akses menuju distrik tersebut sudah dipalang dengan membentangkan batang-batang pohon di tengah jalan.

Dilansir dari laman merdeka, dugaan sementara 31 pekerja proyek tewas dalam kasus penembakan ini. Informasi awal menyebut mereka ditembak karena memfoto kegiatan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) KKB yang diselenggarakan tidak jauh dari lokasi proyek pembangunan jembatan.

Berikut ini deretan fakta dari penempakan pekerja di Papua seperti brilio.net lansir dari berbagai sumber, Selasa (4/12).

1. Sebanyak 31 pekerja jadi korban penembakan.

Dugaan awal yang diterima informasi dari masyarakat dikatakan bahwa setidaknya ada 31 pekerja PT Istaka Karya yang ditembak oleh KKB. Para pekerja ini sedang mengerjakan proyek pembangunan jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak.

2. Para pekerja proyek ditembak karena memfoto kegiatan upacara HUT KKB.

penembakan papua 31 © berbagai sumber
foto: pixabay.com

Sulitnya mencapai Kabupaten Nduga yang akesesnya diblokir membuat polisi kesusahan mendapat kabar pasti. Dari informasi awal menyebutkan, para pekerja tersebut ditembak karena memfoto kegiatan upacara HUT KKB yang diselenggarakan pada Sabtu (1/12) di distrik Mbua. Sementara distrik Yigi merupakan distrik yang berbatasan langsung dengan distrik Mbua dan menjadi akses jalan yang biasa dilalui KKB.

3. Sebanyak tujuh pekerja sempat bersembunyi.

Tujuh pekerja PT Istaka Karya sempat bersembunyi di rumah anggota DPRD. Mereka menghindari kejaran anggota KKB. Namun mereka ketahuan lalu dijemput dan dibunuh juga.

"Didapati, 31 orang ditemukan tewas. 24 orang dibunuh hari pertama, 8 orang yang sempat menyelamatkan diri di rumah anggota DPRD dijemput dan dibunuh, 7 orang meninggal dunia dan 1 orang belum ditemukan atau melarikan diri," kata Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Papua AKB Suryadi Diaz.

4. Sempat ada telepon misterius sebelum terjadi penembakan.

Sebelum terjadi peristiwa penembakan, Cahyo , Project Manager PT Istaka Karya mengaku mendapat telepon misterius. Telepon tersebut datang dari nomor yang biasa dipegang oleh Koordinator Lapangan Proyek Pembangunan Jembatan Habema-Mugi yang bernama Jhoni. Namun menurut polisi, Cahyo tidak paham dengan maksud pembicaraan orang yang menelepon itu.

5. Polisi sulit mengakses ke tempat kejadian.

penembakan papua 31 © berbagai sumber
foto: pixabay.com

Anggota polisi sebetulnya sudah dikerahkan sejak Senin (3/12) terkait evakuasi korban penembakan dan pembunuhan yang diduga dilakukan oleh kelompok KKB di Kabupaten Nduga. Namun akibat jalan yang dipalang KKB dengan dahan-dahan pohon di sepanjang jalan, membuat anggota kesusahan mengakses dan memutuskan untuk kembali ke Wamena.

6. Polri bersama TNI mencoba kembali mengakses jalan ke Kabupaten Nduga.

Untuk memastikan penyebab pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka Karya, tenaga Polri dan TNI kembali diberangkatkan pada Selasa pagi (4/12). Sebelumnya aparat keamanan sudah mencoba masuk ke Kabupaten Nduga. Namun akses jalan yang diblokir membuat anggota kesusahan.

7. Tempat kejadian penembakan ternyata merupakan zona merah.

Presiden Joko Widodo mengakui lokasi penembakan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga sebagai zona merah. Ini dikatakannya saat membuka acara Hari Antikorupsi Sedunia.

"Ini kejadiannya di kabupaten Nduga, di kabupaten yang dulu memang warnanya merah. Saya pernah ke sana," ujar Jokowi di Jakarta Selatan seperti dilansir dari laman merdeka.