Brilio.net - Baru-baru ini, aksi demonstrasi mahasiswa digelar di berbagai kota di Indonesia. Mereka menolak Revisi Undang-Undang (RUU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Demonstran juga menolak berbagai revisi undang-undang lainnya yang dinilai merugikan rakyat.

Bentrok antara demonstran dan aparat kepolisian di jalanan tak bisa terhindarkan. Aksi pemukulan aktivis pun terjadi yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Bahkan, demo kali ini menelan korban tewas karena tertembak timah panas di bagian dada kanan di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara.

Aksi demonstrasi ini terjadi beberapa kali. Terbaru adalah aksi 30 September 2019 yang berakhir rusuh di Jakarta dan beberapa kota lainnya, kemarin. Dalam rangkaian demo tersebut terjadi beberapa fakta kerusuhan yang terjadi saat unjuk rasa berlangsung. Apa saja?

Dirangkum brilio.net dari Liputan6 dan merdeka.com pada Selasa (1/10), berikut 7 fakta demo rusuh 30 September 2019.


1. Mobil di parkiran Polsek Tanah Abang dibakar.

7 fakta demo rusuh Merdeka

foto: merdeka.com



Sejumlah demonstran diduga membakar sebuah mobil yang terparkir di halaman Polsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pembakaran mobil tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 WIB.

"(Kebakaran deket Polsek Tanah Abang) iya, tapi yang terbakar mobil. Waktu kejadiannya sekitar jam 10an (malam) ya, yang situasinya belum kondusif gitu sih, (massa) masih dipukul mundur pihak kepolisian," kata salah seorang Petugas Damkar Jakarta Pusat, Jujung saat dihubungi, Senin (30/9).

Saat turun ke lokasi, pihaknya didampingi oleh aparat TNI dan sejumlah warga. Mobil tersebut langsung dipadamkan malam itu juga.


2. Pengunjung Senayan City terjebak gara-gara demonstran rusuh.

7 fakta demo rusuh Merdeka

foto: merdeka.com



Kerusuhan antara polisi dan pendemo terjadi di kawasan Senayan City, Senayan, Jakarta Pusat. Akibatnya, pengunjung mal terperangkap di dalam.

"Mal lockdown, pengunjung terkurung, lampu di matikan dan tenant ditutup," ujar salah satu pegawai yang berkantor di Senayan City, Leo, Senin (30/9).

Leo menjelaskan, awalnya demonstran mulai rusuh saat akan membakar ban di depan Senayan City. Kemudian, polisi di sekitar lokasi bergerak cepat dengan menembakkan gas air mata dan memukul mundur demonstran ke arah Universitas Mustopo.

Kerusuhan tersebut kata Leo terjadi sekitar pukul 21.00-22.00 WIB. Sementara pengunjung mal juga sudah dapat dipulangkan pukul 22.30 WIB.


3. Polisi bekuk 2 residivis diduga provokator demo ricuh di Bandung.

7 fakta demo rusuh Merdeka

foto: merdeka.com



Polisi mengamankan puluhan massa demonstrasi yang berakhir ricuh di Kota Bandung. Dua orang di antaranya diperiksa lebih lanjut.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, tidak bisa memastikan berapa jumlah orang yang diamankan sebagai bagian untuk meredakan situasi. Mereka yang diamankan dari kelompok mahasiswa, pelajar setingkat SMA dan di luar dari keduanya. Namun, sebagian besar dari mereka sudah dipulangkan.

"Ada puluhan (yang diamankan) dibawa ke halaman depan Gedung Sate, data fixnya dari Polrestabes Bandung. Tapi semuanya sudah pulang dan dijemput orangtua," katanya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (30/9).

Hanya saja, ada dua orang yang belum bisa dipulangkan. Selain berstatus residivis, mereka ini diduga menjadi provokator.

"Dua orang itu masih kita dalami oleh Polrestabes Bandung dan Dirkrimum Polda Jabar. Apabila terdapat unsur pidana akan proses sidik," ujarnya.


4. 255 Pelajar Bogor yang ingin ikut aksi diamankan polisi.

7 fakta demo rusuh Merdeka

foto: merdeka.com



Polresta Bogor Kota mengamankan 255 pelajar yang hendak pergi ke Jakarta, dengan alasan berdemonstrasi di Gedung DPR/MPR, Senin (30/9). Mereka semua akhirnya diizinkan pulang dengan syarat didampingi pihak sekolah atau dijemput langsung orangtua pukul 16.30 WIB.

Panit Bintibmas Polresta Bogor Kota, Ipda Etik Husnaeni menjelaskan, dari 255 pelajar, 197 di antara berasal dari sekolah yang ada di Kabupaten Bogor. Sementara 58 sisanya dari Kota Bogor.

"Yang boleh pulang kalau dijemput orangtua atau dijemput pihak sekolahnya," kata Etik.

Dia menjelaskan, dari 197 pelajar asal Kabupaten Bogor, 34 di antaranya telah berhenti sekolah dan ada 6 siswa masih berstatus pelajar SMP.

"Masih ada 34 pelajar ditahan. 7 di antaranya dalam pemeriksaan. Mereka diperiksa karena kedapatan membawa senjata tajam. Semuanya pelajar dari Kabupaten Bogor," ujar Etik.

Kemudian, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menemui pelajar di Mako Polresta Bogor Kota. Dia menanyakan alasan pelajar hendak ke Jakarta.

"Kenapa kalian mau ke Jakarta? Jawab atau push up," kata Bima lewat pengeras suara di hadapan para pelajar.

Salah seorang siswa pun menjawab. "Menolak undang-undang, Pak," kata salah seorang pelajar.

Namun, saat Bima kembali menanyakan apa yang mereka tolak, para pelajar terdiam, tidak bisa menjawab.

"Kalian harus lulus SMA, SMK, STM. Orangtua di belakang saya ini punya harapan kalian lulus jadi kebanggaan mereka. Bukan menyia-nyiakan jerih payah dan uang yang diberikan. Peduli sama negara bagus. Cinta pada Indonesia harus. Tapi ada waktu dan saatnya. Bukan dengan cara memalukan seperti di video. Tidak pakai baju, bawa saja. Ini yang terakhir," tegas Bima.


5. Pendemo di Pejompongan tak berani pulang.

7 fakta demo rusuh Merdeka

foto: merdeka.com



Massa aksi yang sempat ricuh di Gedung BPK dan di bawah fly over Slipi saat ini sudah kondusif. Pantuan Liputan6.com pukul 00.34, massa banyak terkonsentrasi di Jalan Masjid I, Pejompongan.

Mereka nampak tengah beristirahat sekitar lokasi dengan alas seadanya. Para peserta aksi mengaku belum berani pulang. Setelah sebelumnya di lokasi ditembaki gas air mata, aparat keamanan nampak sudah tidak lagi mengeluarkan tembakkan gas air mata. Situasi pun nampak seperti malam-malam biasanya.


6. Rusuh, Pospol Atmajaya Jakarta dibakar para demonstran.

7 fakta demo rusuh Merdeka

foto: merdeka.com



Massa yang demostrasi di sekitar kawasan Semanggi, Jakarta Selatan merusak dan membakar Pos Polisi (Pospol) Atmajaya, Senin (30/9) malam.

Massa tersebut membakar pospol menggunakan kerucut lalu lintas. Ferdian (23), salah seorang warga yang berada di lokasi kejadian melihat sejumlah orang merusak dan membakar Pospol Atmajaya tersebut.

"Saya lihat pospol dibakar, namun tiba-tiba salah seorang mahasiswa berusaha memadamkan kobaran api," katanya seperti dikutip dari Antara.


7. Sisa gas air mata masih terasa di kawasan Palmerah-Slipi.

7 fakta demo rusuh Merdeka

foto: merdeka.com



Demo di depan DPR pada Senin (30/9) malam berujung ricuh. Terjadi bentrokan antara kepolisian dan perusuh. Aparat menembakkan gas air mata di kawasan sekitar gedung parlemen yakni Palmerah, Slipi hingga Semanggi untuk memukul mundur pendemo.

Massa baru dapat dibubarkan pada Selasa (1/10) dini hari. Akibatnya, sisa gas air mata untuk redakan ricuh demo masih sangat terasa di sekitar kawasan tersebut.

Pagi ini, Selasa (1/10), aktivitas warga di kawasan sekitar Stasiun Palmerah yang berada di dekat pintu masuk kecil Gedung DPR sudah berjalan normal. Namun, warga harus mengenakan masker lantaran gas sisa air mata masih terasa pedih di mata dan menusuk hidung.

"Masih pedih banget (mata) saya, ingin cepat-cepat sampai kantor," kata Arya salah satu penumpang KRL saat menunggu ojek online di Palmerah.

Pasukan oranye yang bertugas juga masih mengenakan pasta gigi di wajah dan masker saat menyapu jalanan di kawasan Palmerah dan Slipi.

"Saya nyapu dari KS Tubun ke sini (Palmerah), pakai odol tapi tetap perih banget," ucap Galih, salah satu pasukan oranye.