Brilio.net - Virus corona masih menjadi perhatian dunia. Meski sudah banyak pasien yang dinyatakan sembuh, namun virus yang teridentifikasi dari Wuhan, China ini masih menyisakan polemik di sejumlah negara. Di Korea Selatan, pasien terinfeksi virus corona baru kian melonjak dalam beberapa hari terakhir.

Tercatat, sudah ada ratusan kasus virus corona yang terkonfirmasi. Hal ini membuat Korea Selatan menjadi negara paling banyak terinfeksi virus corona di luar China. Pemerintah Korea Selatan juga sudah mengeluarkan peringatan merah.

Dilansir dari The Guardian, Presiden Korea Selatan mengimbau seluruh jajaran pemerintah untuk tidak ragu dalam mengambil tindakan. Terutama tindakan kuat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal ini bertujuan untuk mengatasi penyebaran virus corona tanpa dibatasi oleh peraturan. Tidak hanya bagi pemerintah pusat, upaya ini juga diberlakukan untuk semua pemerintah daerah di Korea Selatan.

Dilansir brilio.net dari merdeka.com pada Selasa (25/2), berikut enam fakta Korea Selatan darurat virus corona.

 

1. Peringatan merah dikeluarkan.

Korsel darurat virus corona  Instagram

foto: Instagram/@kbri_seoul

 

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in telah mengeluarkan peringatan merah pada Senin (24/2). Sebelumnya, Korea Selatan berada di level waspada dengan warna oren. Tidak di wilayah tertentu saja, 'siaga merah' atau peringatan merah ini diperuntukkan seluruh wilayah di Korea Selatan.

Hal ini dikarenakan adanya lonjakan pasien terjangkit virus corona dan meninggal dunia. Dalam pertemuan darurat di Seoul pada Minggu (23/2), pemerintah akan meningkatkan upaya melawan virus corona. Salah satu caranya yakni meningkatkan tingkat siaga satu ke level tertinggi 'merah'.

 

2. Jumlah kasus sudah terkonfirmasi.

Korsel darurat virus corona  Instagram

foto: Instagram/@safetravel.kemlu

 

Melansir dari akun Instagram safetravel.kemlu, hingga Minggu (23/2) setidaknya ada 602 kasus pasien virus corona yang terkonfirmasi. Untuk pasien yang dinyatakan sembuh ada 18 orang dan 5 orang meninggal dunia.

Menurut laporan, 579 pasien virus corona saat ini masih di rawat di rumah sakit. Wilayah Daegu dan Gyeongsang Bukdo hingga kini juga masih menjadi wilayah yang paling banyak melahirkan pasien virus corona.

 

3. Jumlah orang yang diperiksa.
Hingga Minggu (23/2) pagi, jumlah orang yang telah diperiksa untuk virus corona dan karantina sebanyak 6.039 jiwa. Sehingga, Korea Selatan tercatat telah menguji 22.633 kasus yang dicurigai dan 16.038 kasus dinyatakan negatif.

Melansir dari World of Buzz, Daegu dan Cheongdo telah dinyatakan sebagai 'zona perawatan khusus'. Tidak hanya itu, jalan-jalan di Daegu juga telah ditinggalkan oleh masyarakat.

Kwon Young-Jin selaku Walikota Daegu juga menasihati masyarakat setempat untuk tetap tinggal di dalam rumah. Dia juga menambahkan jika tingkat krisis Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara sangat buruk.

 

4. Faktor penyebaran.
Sebuah pernyataan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) menyatakan, dari 299 kasus baru tersebut sebanyak 95 berkaitan dengan Rumah Sakit Daenam di Cheongdo. Di mana mereka merawat orang-orang bermasalah dan lansia.

Melansir dari BBC, setidaknya ada 114 kasus yang terkonfirmasi berasal dari rumah sakit. Angka tersebut meliputi 9 orang yang bekerja sebagai staf dan 102 lainnya sebagai pasien.

Kim Gang-Lip selaku Wakil Menteri Kesehatan mengatakan wabah virus corona ini telah memasuki fase baru yang lebih serius.

"Sebagian besar dari mereka yang didiagnosis di rumah sakit adalah pasien rawat inap karena penyakit mental. Beberapa kasus menunjukkan tidak ada koneksi epidemiologis yang dikonfirmasi," paparnya seperti yang dikutip dari BBC, Minggu (23/2).

 

5. Langkah yang mungkin diambil pemerintah.
Dengan naiknya tingkat siaga menjadi warna merah, memungkinkan pemerintah akan melakukan tindakan antisipasi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan pemerintah akan menutup sementara sekolah hingga kegiatan publik lainnya.

Namun, hingga kini belum ada pernyataan khusus dari pemerintah terkait tindakan pencegahan yang akan diambil. Kendati begitu, seluruh jajaran pemerintah tetap akan fokus pada penyebaran virus corona yang merebak pesat selama beberapa hari di Korea Selatan.

 

6. Tunda tahun ajaran baru.
Kementerian Pendidikan Korea Selatan menyatakan akan menunda tahun ajaran baru selama satu pekan. Sehubungan dengan adanya lonjakan virus corona di Korea Selatan.

"Kementerian Pendidikan memutuskan untuk menunda hari pertama masuk semua taman kanak-kanak, sekolah dasar, menengah, tinggi, khusus dan pendidikan lainnya secara nasional selama satu minggu dari 2 Maret hingga 9 Maret 2020," kata kementerian dalam siaran pers pada Minggu (23/2).