Brilio.net - Mallsampah, startup teknologi asal Makassar yang fokus pada upaya daur ulang baru-baru ini menginisiasi  gelaran Indonesia Green Tech Forum (IGTF). Kegiatan ini melibatkan berbagai startup teknologi dan stakeholders. Bukan hanya aktivis lingkungan, tetapi juga akademisi, ilmuwan, praktisi, dan para founder dan CEO berbagai startup teknologi.

Saat ini isu perubahan iklim dan krisis sampah global, tidak lagi terbatas pada diskusi penggiat lingkungan atau akademisi. Isu ini seharusnya menjadi bagian penting dari sektor manapun, pemerintah, korporasi, startup teknologi, maupun masyarakat.

"Kami percaya transformasi selanjutnya bukan hanya tentang digitalisasi, tetapi juga tentang keberlanjutan di semua sektor kehidupan,” kata Adi Saifullah Putra selaku Founder dan CEO Mallsampah.

Teknologi hijau © 2021 brilio.net Mallsampah

Kegiatan yang mengusung tema Accelerating Transformation to A Sustainable World with Green Technology ini merupakan bagian dari upaya untuk memulihkan kondisi bumi melalui teknologi hijau.

Menurut Gita Wirjawan yang juga advisor Mallsampah, inovasi teknologi digital yang saat ini berkembang pesat harus dimanfaatkan anak muda indonesia untuk membawa kemajuan bagi bangsa, terutama dalam kaitannya dengan krisis iklim.

“Jika kondisi saat ini tidak berubah, generasi mendatang hanya punya waktu kurang lebih 50-60 tahun dari sekarang. Jika dilihat berdasarkan kemampuan bumi kita menampung emisi karbon, harus ada inovasi dan gerakan yang masif dari seluruh stakeholders, termasuk masyarakat, untuk melawan krisis iklim bersama-sama,” ungkap Gita.

Berikut sejumlah isu yang jadi pembicaraan dalam IGTF.

1. Emisi karbon

Teknologi hijau © 2021 brilio.net Menanam pohon menjadi salah satu solusi untuk mengatasi emisi karbon (@yans_brilio)

Jumlah emisi karbon yang terus bertambah di atmosfer menjadi isu yang cukup serius dibicarakan dalam kegiatan ini. Arfan Arlanda, CEO Jejak.in menjelaskan, saat ini masyarakat sudah bisa mengalkulasi jumlah karbon yang telah dihasilkan dan menggantinya dengan cara menanam pohon.

“Pohon tersebut dapat dimonitor pertumbuhannya setiap hari melalui aplikasi yang dapat diakses kapan dan di mana saja,” ujar Arfan.

2. Energi terbarukan

Teknologi hijau © 2021 brilio.net enerpol.net

Masalah energi baru terbarukan juga jadi perbincangan. Victor Wirawan, CEO Baran Energy menegaskan, Indonesia sebagai negara tropis memiliki cahaya matahari yang berlimpah. Teknologi solar panel dan penyimpanan energi matahari memungkinkan masyarakat menghemat biaya listrik sekaligus mendapatkan energi bersih.

3. Pengelolaan sampah

Teknologi hijau © 2021 brilio.net Mallsampah

Nah yang nggak kalah seru saat berbicara mengenai pengelolaan sampah. Dini Trisyanti, Direktur Sustainable Waste Indonesia menjelaskan, terdapat empat elemen kunci percepatan daur ulang, yakni pendampingan pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan persampahan, skema pembiayaan yang berkelanjutan dan berskala optimal, penciptaan nilai dan pasar, dan pelibatan publik.

4. Sampah plastik

Teknologi hijau © 2021 brilio.net Mallsampah

Kemudian masalah sampah plastik yang mencemari laut dan dapat berpengaruh langsung pada keanekaragaman hayati ekosistem laut kembali mencuat. Prof Jamaluddin Jompa, salah satu narasumber dalam kegiatan ini mengatakan, Indonesia berada dalam wilayah Coral Triangle yang memiliki habitat coral dan ekosistem laut yang sangat kaya.

Bahkan Indonesia dijuluki sebagai World Marine Biodiversity Hotspot. Sayangnya, Indonesia merupakan penghasil sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia setelah China.  

“Salah satu cara mengatasinya adalah aksi nasional yang harus ditangani secara komprehensif, masif, terukur dan terkoordinasi dengan melibatkan seluruh pihak sehingga dapat mencapai target nasional, yaitu mengurangi 70 persen polusi sampah di laut pada tahun 2025,” katanya.

5. Plastic reborn

Teknologi hijau © 2021 brilio.net @yans_brilio

Kegiatan ini juga melibatkan pihak industri seperti Coca-Cola Indonesia sebagai produsen minuman dalam kemasan. Public Affairs Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo mengatakan pihaknya menggunakan framework design, collect, and partner terhadap kemasan produk.

“Kami memiliki program plastic reborn yang bekerja sama dengan startup teknologi di sektor pengumpulan sampah seperti Mallsampah, Gringgo dan CleanUp untuk menciptakan sistem pengumpulan kemasan pasca konsumsi yang efektif dan menggunakan teknologi,” jelasnya.

Ya, saat ini sudah seharusnya semua pihak lebih peduli pada isu-isu lingkungan hidup. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?