Brilio.net - Belakangan ini dunia teknologi ramai dibicarakan mengenai pengembangan teknologi 5G. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang salah kaprah. Dikiranya, teknologi 5G bakal menggantikan 4G LTE yang saat ini digunakan pada perangkat seluler. Padahal sejatinya, 5G sifatnya untuk melengkapi keberadaan 4G LTE.

Satu hal lagi yang perlu dicatat. Di Indonesia, standard penggunaan semua protokol 5G, masih belum ditetapkan. Nah untuk pita frekuensi yang lebih tinggi, 3.5GHz (gigahertz) hingga 26GHz dan lebih tinggi dari itu, memang punya banyak kapasitas. Tetapi panjang gelombangnya lebih pendek. Itu artinya jangkauannya lebih rendah. Hal itu memungkinkan teknologi ini lebih mudah diblokir objek fisik.

Karena itu untuk memanfaatkan teknologi baru ini mesti membuat beberapa perangkat yang lebih kecil untuk mentransmisikan apa yang disebut sebagai gelombang millimeter. Ini akan memungkinkan kepadatan penggunaan di mana antara jumlah pemancar dan penerima jauh lebih tinggi. Investasi untuk teknologi ini pun cukup mahal.

Smartfren 5G © 2019 brilio.net Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys

Tentu saja, jika jaringan 5G yang disebut-sebut kecepatannya hingga 10 kali lipat dari jaringan 4G diterapkan pada segmen ritel, pengguna internet mesti membayar biaya tiga kali dari sekarang. Karena itu, saat ini pengembangan penggunaan teknologi 5G lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan industri. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi meminimalkan kecelakaan kerja, serta peningkatan akurasi serta kualitas produk.

Langkah inilah yang dilakukan Smartfren. Baru-baru ini, Smartfren bersama perusahaan penyedia solusi jaringan telekomunikasi ZTE, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dengan melakukan uji coba jaringan 5G di PT Smart Tbk di kawasan Marunda, Jakarta Utara, baru-baru ini. Berikut lima faktanya yang berhasil dihimpun Brilio.net.

1. Kecepatan download tembus 8,7 Gbps

Smartfren 5G © 2019 brilio.net

Dalam uji coba itu kecepatan download 5G Smartfren tembus hingga 8,7 Gbps. Sementara kecepatan upload-nya menyentuh 163 Mbps. Smartfren menggunakan pita frekuensi 28GHz (gelombang millimeter) untuk uji coba. Kemkominfo memberikan izin selama 12 bulan dengan evaluasi setiap enam bulan.

2. Menggunakan VR dan drone, operator nggak perlu ke lokasi

Smartfren 5G © 2019 brilio.net

Uji coba dilakukan dengan menggunakan virtual reality (VR) untuk mengontrol gudang logistik. Di mana perangkat VR terhubung dengan kamera 360 derajat yang dipasang di sejumah area terlarang bagi akses manusia.

Sebagai informasi, agar pengawasan bisa dilakukan secara real time, server kamera ke VR membutuhkan akses data yang sangat tinggi. Di sinilah jaringan 5G dengan bandwidth lebar dan latency rendah dibutuhkan. Melalui VR operator bisa melihat lebih dekat jika terjadi masalah di titik tertentu dengan bantuan drone, sehingga ia tidak perlu hadir di lokasi.

“Bayangkan jika skala penerapannya lebih besar dan tidak hanya di sekitar lingkungan pabrik tetapi berbeda kota. Maka operator tidak perlu berada di lokasi untuk melakukan fungsi pemantauan sehingga lebih efisien. Dengan demikian dapat meminimalisir kecelakaan kerja karena operator tidak perlu berada di lokasi tersebut,” papar Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys.  

3. Untuk mendukung strategi Peta Jalan Indonesia 4.0

Smartfren 5G © 2019 brilio.net

Paling tidak, uji coba ini untuk melihat kesiapan Indonesia terhadap penerapan teknologi jaringan generasi kelima ini. Selain itu uji coba ini sekaligus untuk mendukung strategi Peta Jalan Indonesia 4.0. Di mana salah satunya adalah menciptakan industri manufaktur yang dapat memberi daya saing dan nilai tambah yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya dapat mencapai era Indonesia Unggul.

“Untuk itu peningkatan sisi telekomunikasi tidak dapat terpisahkan dan dapat dikatakan sebagai backbone utama untuk kesuksesannya. Mengapa demikian? Karena di era industri 4.0 semuanya akan berbasis digital salah satunya adalah human and machine interface,” ujar Merza.

4. Peningkatan produktivitas dan efisiensi lewat otomatisasi

Smartfren 5G © 2019 brilio.net

Kehadiran teknologi 5G diyakini akan membuka banyak peluang untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi melalui proses otomatisasi, pemantauan real-time, dan memungkinkan augmented reality (realitas tertambah) yang lebih baik.

“Saya yakin masih banyak lagi pengembangan baru yang akan muncul. Teknologi 5G bagi kami akan menjadi elemen kunci dalam mencapai pengelolaan industri dengan otomasi dan analisa data yang akurat. Melalui langkah ini, kami percaya bahwa cita-cita bersama menuju Indonesia Unggul menjadi sebuah keniscayaan,” ujar CEO PT Smart, Tbk, Downstream Indonesia, Budiono Muljono.

5. Bakal diperluas ke industri vertikal

Smartfren 5G © 2019 brilio.net

COO ZTE Indonesia Allen Zhang, menilai teknologi 5G secara bertahap akan diterapkan dan diperluas ke industri vertikal seiring dengan akselerasi penyebaran komersial. Saat ini ZTE telah banyak berinvestasi dalam riset dan pengembangan 5G. Karena itu dia sangat mendukung Smartfren dan Kominfo secara aktif mempromosikan penerapan 5G untuk memfasilitasi transformasi digital dalam industri vertikal.