Brilio.net - Penangkapan penembak atau pembunuh bayaran yang menyusup dalam Aksi 21-22 Mei tentu membuat kaget khalayak. Mereka memiliki senjata api ilegal dan juga misi untuk membunuh. Adapun target pembunuhannya ialah 4 tokoh besar.

Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, empat tokoh nasional atau pejabat negara yang menjadi target pembunuhan dari enam tersangka, adalah Wiranto (Menko Polhukam), Luhut B Panjaitan (Menko Kemaritiman), Budi Gunawan (Kepala BIN) dan Gories Mere (Stafsus Presiden bidang intelijen dan keamanan).

Kasus seperti ini bukan pertama kali terjadi. Jauh sebelum ancaman membunuh dari pelaku kerusuhan di Jakarta, pejabat Indonesia bahkan presiden pernah mendapat ancaman pembunuhan dari pihak yang tak bertanggung jawab. Beruntungnya polisi berhasil menggagalkan rencana tersebut.

Berikut ini deretan kasus ancaman pembunuhan yang pernah terjadi menimpa pejabat Indonesia, seperti dirangkum brilio.net dari merdeka.com, Rabu (29/5).

 

1. SBY pernah mendapat ancaman teroris

petinggi diancam bunuh  © merdeka.com

foto: merdeka.com

 

Saat masih menjabat sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah mendapat ancaman. Presiden SBY, kala itu mengungkapkan laporan intelijen mengenai adanya rencana gangguan keamanan terkait hasil Pemilu Presiden 2009.

Dalam laporan tersebut, SBY menyebutkan ada sekelompok teroris yang melakukan latihan tembak dengan fotonya sebagai target.

"Ini intelijen, ada rekaman videonya, ada gambarnya. Bukan fitnah, bukan isu. Saya dapatkan laporan ini beberapa saat lalu," ujar SBY pada 17 Juli 2009 lalu.

Selain itu, Presiden SBY mengaku mendapat ancaman keamanan dari pihak-pihak yang berniat tidak baik dalam kunjungan kerjanya ke Ciwidey, Jawa Barat, pada 7 Agustus 2010 silam.

"Saya mendapat laporan tadi malam dari jajaran pengamanan, ada di antara anak bangsa yang punya niat tidak baik yang sekarang ada di sekitar Ciwidey," kata SBY saat melakukan peninjauan di Sekolah Calon Tamtama Rindam III Siliwangi, Jawa Barat, Sabtu (7/8/2010).

Kelompok teroris yang mengancam, menurut Presiden SBY telah berhasil diatasi oleh aparat keamanan dan jajaran pengamanan presiden.

"Bagi jajaran pengamanan laksanakan tugas sebaik-baiknya dengan profesional. Saya tetap akan menjalankan tugas dan tidak boleh terganggu apapun," kata SBY.

 

2. Berkali-kali Presiden Soekarno mendapat ancaman dibunuh

petinggi diancam bunuh  © merdeka.com

foto: merdeka.com

 

Presiden Soekarno juga berulang kali menjadi target pembunuhan. Soekarno nyaris ditembak bahkan dilempar granat.

Seperti pada 30 November 1957 misalnya. Presiden Soekarno datang ke Perguruan Cikini (Percik), tempat bersekolah putra-putrinya, dalam rangka perayaan ulang tahun ke-15 Percik.

Granat tiba-tiba meledak di tengah pesta penyambutan presiden. Sembilan orang tewas, 100 orang terluka, termasuk pengawal presiden. Soekarno sendiri beserta putra-putrinya selamat. Tiga orang ditangkap akibat kejadian tersebut. Mereka perantauan dari Bima yang dituduh sebagai antek teror gerakan DI/TII.

Percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno kembali terjadi pada 9 Maret 1960. Tepat siang bolong Istana Presiden dihentakkan oleh ledakan yang berasal dari tembakan kanon 23 mm pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel Maukar.

Maukar adalah Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Kanon yang dijatuhkan Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Soekarno. Untunglah Soekarno tak ada di situ. Soekarno tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden.

Maukar sendiri membantah ia mencoba membunuh Soekarno. Aksinya hanya sekadar peringatan. Sebelum menembak Istana Presiden, dia sudah memastikan tak melihat bendera kuning dikibarkan di Istana tanda presiden ada di Istana. Aksi ini membuat 'Tiger', call sign Maukar, harus mendekam di bui selama 8 tahun.

Lalu, 7 Januari 1962. Presiden Soekarno tengah berada di Makassar juga mengalami pencobaan pembunuhan. Malam itu, ia akan menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin. Ketika itulah, saat melewati jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat. Granat itu meleset, jatuh mengenai mobil lain.

Soekarno selamat. Pelakunya Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya divonis hukuman mati.

 

3. Menko Wiranto dan Luhut

petinggi diancam bunuh  © merdeka.com

foto: merdeka.com

 

Menko Polhukam Wiranto juga menjadi target pembunuhan saat ada aksi 21-22 Mei di Jakarta. Hal itu diungkap oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Selain itu, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga menjadi sasaran pembunuhan. Sekarang, pelaku sudah ditangkap sebelum menjalankan aksinya.

"Betul (jadi target pembunuhan). Pak Wiranto (Menko Polhukam) dan Pak Luhut (Menko Kemaritiman)," kata Tito.

 

4. Kepala BIN

petinggi diancam bunuh  © merdeka.com

foto: merdeka.com

 

Kepala Badan Intelijen Nasional atau BIN Budi Gunawan juga menjadi target pembunuhan saat terjadi Aksi 21-22 Mei 2019 di Jakarta. Selain Budi, Staf Khusus Presiden bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere juga diancam akan dibunuh.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, ada empat tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan termasuk Budi Gunawan dan Gories Mere. Namun sebelum menjalankan aksinya, niat pelaku sudah terendus oleh pihak kepolisian. Pelaku kemudian ditangkap oleh polisi.