Brilio.net - BJ Habibie sudah dirawat sudah dirawat di RSPAD Gatot Subroto sejak awal September lalu. Kondisi kesehatan Presiden ke-3 RI tersebut sempat membaik. Namun pada hari ke-10, Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia, Rabu (11/9) pukul 18.05 WIB. Saat ia menutup mata, seluruh keluarga turut menemani di sampingnya.

Pemerintah sendiri telah mengarahkan tim dokter kepresidenan sebanyak 34 orang. Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama, mengatakan total ada 44 orang dokter yang mengawal Habibie selama perawatan, terdiri dari 34 tim panel ahli, dan 10 tim dokter pribadi.

"34 di bidang macam-macam, jantung, otak dan sebagainya lengkap. Semua spesialis kedokteran lengkap di sana ada 34 orang, dan 10 orang dokter pribadi," jelas Setya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 9 September 2019.

Sebelumnya, Thareq Kemal anak bungsu BJ Habibie dalam jumpa pers mengatakan, keadaan ayahnya saat ini membaik, hanya masih lemas saja. Sang ayah disebutnya juga sudah bisa diajak berinteraksi.

"Saat ditanya mengangguk bisa, dan bisa menjawab. Bapak tidak dalam keadaan kritis, sudah membaik," kata Thareq dalam konferensi pers di RSPAD, Jakarta.

Menurut dia, ayahnya terlalu banyak beraktivitas dan sering lupa jika sudah berusia sepuh hampir 83 tahun. Dia meminta doa dari semua masyarakat Indonesia, semoga ayahnya diberi kesembuhan dan bisa bermain lagi dengan cucu-cucunya.

Berikut beberapa fakta mengenai sakitnya BJ Habibie dihimpun brilio.net dari Liputan6.com, Kamis (12/9).

1. Punya masalah jantung sejak muda.

Putra Presiden ke-3 Republik Indonesia Baharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie,Thareq Kemal Habibie mengungkapkan, ayahandanya memang mempunyai masalah jantung sejak masih muda.

"Bapak saya memang dari dulu, semenjak muda punya masalah dengan jantung. Otomatis setelah menua, jantungnya sangat melemah," ucap Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Dia menyebut, akhir-akhir ini, BJ Habibie punya aktivitas yang padat. Salah satunya, bertemu dengan banyak orang. Di sanalah, jantungnya mengalami gangguan.

"Dengan dikasih aktifitas yang tinggi, tidak dikasih waktu istirahat, badannya memberontak. Karena badan akan meminta istirahat. Jadilah ada masalah dengan jantung," jelas Thareq.

Salah satunya, masih kata dia, yang membuat BJ Habibie sakit, karena lupa bahwa badannya tak kuat seperti dulu dalam bertukar pikiran dengan banyak orang.

"Beliau beraktivitas sangat banyak dan sangat tinggi. Sehingga beliau suka lupa bahwa beliau itu sudah 80-an. Karena beliau otaknya masih jalan. Tapi sesuai dengan natural manusia, badan tidak akan selalu ikut," terangnya.

2. BJ Habibie sengaja dimasukkan ke ICU agar bisa istirahat.

Tidak hanya itu,Thareq Kemal Habibie mengaku, pihak keluarga sengaja memasukkan ayahanda ke ruang Cerebro Intensive Care Unit (CICU) Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Hal ini dilakukan agar presiden ke-3 itu istirahat.

"Kami sengaja masukkan bapak ke ICU, karena tidak ada pilihan lain beliau istirahat," ujarnya di lokasi.

Jika berada di ICU, kata Thareq, maka BJ Habibie bisa benar-benar istirahat karena hanya anggota keluarga saja yang boleh mejenguk.

"Hanya orang sangat terbatas yang boleh jenguk keponakan aja tidak semua hanya anak cucu dan kakak adek, baik kakak adek bapak saya atau kakak adek almarhumah ibu saya," sambungnya.

Katanya, ia meminta kepada semua pihak untuk mengerti kondisi BJ Habibie saat ini. Sehingga, diharapkan dimasukan ke ICU dapat segera pulih.

"Di mana di luar negeri, di Singapura aja kita taat kenapa di sini tidak. Peraturan ICU biarpun keluarga yang mengunjungi itu sangat terbatas, paling hanya satu orang, dua orang maksimal," tegasnya.

3. BJ Habibie tidak akan dirawat di Jerman.

Melihat kondisi BJ Habibie yang tidak stabil,Pihak keluarga BJ Habibie menyatakan, BJ Habibie tidak akan dibawa berobat ke Jerman. BJ Habibie akan tetap dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.

"Tidak, tidak. Tim dokter sini cukup bagus. Kenapa harus dibawa ke Jerman," kata putra BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, di RSPAD, Jakarta.

Dia mengatakan, jika ayahandanya dibawa ke Jerman dengan keadaan seperti ini, menurutnya justru akan lebih berbahaya untuk kesehatan.

"Lagipula sebagai orangtua yang sakit, kalau terbang jarak jauh, dan keadaan begini, lebih bahaya," ucap Thareq.

Dia mengatakan, kondisi sang ayah sudah stabil. "Keadaan bapak sudah stabil, tapi cuma masih lemas, diajak ngomong bereaksi," kata Thareq.

Dia mengatakan, BJ Habibie sudah tidak dalam masa kritis dan mulai membaik. Dia juga meminta semua pihak memberi waktu agar sang ayah bisa beristirahat.

"Harus sesuai umur, beliau itu sudah 83 masuk 84 tahun. Semua orang yang kakek nenek hidup, mereka mengerti menyembuhkan diri lebih lama dari yang yang muda. Mohon doa, semoga cepat sembuh dan bisa bermain dengan cucu-cucunya," kata Thareq.

4. Batasi tamu yang datang.

Selain itu,keluarga akan membatasi orang-orang yang ingin menjenguk ayahandanya, yang kini dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Dia menyatakan, BJ Habibie kelelahan akibat sering menerima banyak tamu yang hadir untuk berdiskusi.

"Harus. Karena peraturan rumah sakit, ini adalah CICU. Di mana, di luar negeri saja, di Singapura, kita kok taat peraturan. Kenapa d isini tidak. Peraturan ICU adalah walaupun keluarga itu sangat terbatas," kata Thareq di RSPAD, Jakarta.

Dia juga menegaskan, jika pun keluarga yang menjenguk, paling tidak banyak yang diperkenankan untuk masuk.

"Paling satu orang, dua orang maksimal," tutur Thareq.