Brilio.net - Genap sepekan tsunami melanda Selat Sunda pada Sabtu (22/12) lalu, namun duka mendalam masih dirasakan Indonesia, khususnya bagi ratusan keluarga korban yang meninggal akibat tsunami dari aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Tsunami yang menelan ratusan korban jiwa tersebut juga menjadi duka mendalam bagi blantika musik Tanah Air. Pasalnya, grub band Seventeen ikut menjadi korban tewas dari tsunami. Saat itu, band asal Jogja ini sedang mengisi acara gathering PLN di Tanjung Lesung.

Seventeen kehilangan tiga personelnya yakni, Bani (bass), Herman (gitar), dan Andi (drum). Bani Seventeen menjadi personel pertama yang ditemukan meninggal dunia. Jenazah bassis berusia 36 tahun ini  langsung dibawa ke Sleman, Yogyakarta untuk dimakamkan di kampung halamannya pada Senin (24/12).

nisan Bani Seventeen © 2018 brilio.net

foto: Instagram/@cindriwhy


Baru empat hari dimakamkan, publik tiba-tiba dihebohkan dengan unggahan mantan personel Seventeen, Yudhi yang memperlihatkan makam Bani Seventeen tanpa nisan bertuliskan nama Bani, tanggal lahir, dan tanggal kematian seperti sebelumnya.

Dalam unggahan tersebut, Yudhi juga sempat meminta kepada siapa pun yang mengambil nisan tersebut untuk segera mengembalikan. Namun tak lama dari unggahan tersebut, Yudhi pun menghapus postingan tersebut.

Sempat menjadi perbincangan, Cindri Wahyuni yang merupakan istri Bani Seventeen akhirnya buka suara. Melalui Instagram pribadinya, Cindri Wahyuni mengatakan jika nisan yang terpasang pada makam Bani Seventeen tidak hilang melainkan dicabut oleh pihak keluarga.

Nisan lama Bani Seventeen diganti dengan tanda dari batu sederhana yang tertulis nama Bani, tanggal lahir, dan tanggal kematian. Pergantian nisan tersebut dikatakan Cindri sesuai dengan pesan Bani Seventeen yang ingin dimakamkan sesuai syariat.

nisan Bani Seventeen © 2018 brilio.net

foto: Instagram/@cindriwhy


"Meluruskan berita yg simpang siur ttg Nisan nya mas @baniseventeen yg diberitakan hilang, dengan ini saya beritahukan, memang kami pihak keluarga yg mencabut nisan tersebut, krn tidak sesuai dengan yg diamanahkan Almarhum jauh sebelum beliau meninggal, mengikuti pesan Almarhum jika meninggal kelak almarhum ingin dimakamkan sesuai syariat, hanya dgn batu sederhana sebagai penanda, tidak ingin disemen ataupun diubah dlm bentuk apapun, tidak di taburi bunga, bahkan tidak diacara tahlilkan," tulis Cindri Wahyuni seperti dikutip brilio.net, Jumat (28/12).

Tak hanya meluruskan mengenai pemberitaan yang simpang siur, di akhir kalimatnya, Cindri Wahyuni juga menyampaikan permohonan maaf kepada teman-teman yang sudah melayat ke makam. Cindri juga meminta agar mendoakan Bani Seventeen.

"Mohon maaf buat teman2 yg melayat di makam, agar mendoakan mas Bani, diampunkan segala dosa2nya, diterima segala amal ibadah, sholatnya, ditempatkan di sisi Allah yg paling mulia. Kami hanya ingin menjalankan syariat Nya...
Mohon maaf sebesar besarnya dari saya mewakili Keluarga besar mas Bani. Terimakasih.," tutup istri Bani Seventeen.