Brilio.net - Melly Goeslaw nggak hanya dikenal sebagai penyanyi, namun juga pencipta lagu handal. Tak hanya lagu yang ia bawakan, lagu-lagu ciptaannya yang dibawakan penyanyi lain pun menjadi hits. Nggak salah deh, kalau istri Anto Hoed ini dikenal sbagai seorang hit-maker.

Melly Goeslaw sendiri mengawali bersama sang suami lewat band Potret pada 1995. Nama Melly semakin moncer di industri musik lewat lagu-lagu berjudul Menghitung Hari, Tegar, Jika dan Ada Apa Dengan Cinta? 

Ibu dua anak ini menyebut lagu-lagulah yang mengantarnya ke masa jaya. Inilah era di mana kondisi ekonomi Melly Goeslaw menanjak. Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com, Melly Goeslaw menyebut 1999 hingga 2000-an merupakan puncak kejayaan.

Tahun paling bersinar bagi saya, saat ring back tone meledak. Itu era lagu ‘Jika,’ ‘Gantung,’ hingga ‘Ketika Cinta Bertasbih.’ Ibaratnya saya tinggal kedip, jadi rumah dan mobil baru,” ungkap Melly Goeslaw seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com, Jumat (24/1).

Melly Goeslaw masa jaya  Instagram

foto: Instagram/@melly_goeslaw

Bukan semata karena banyak duit, tapi industri musik kala itu berjalan dengan baik. Seorang seniman kehidupannya menurun karena industri sedang lesu.

Sekarang pendapatan dari ring back tone kecil banget. Platform digital apalagi. Yang masih bisa diandalkan tinggal YouTube dan karaoke, tapi tidak sebesar yang dibayangkan,” beber pemilik album Intuisi.

Melly Goeslaw menyebut, kebanyakan grup musik yang sudah eksis seperti Potret atau Gigi bikin album hanya untuk memperpanjang eksistensi. Namun pendapatan utama mereka tetap dari pertunjukan off-air di berbagai kota. Dulu, dari penjualan kaset dan CD saja, seorang musisi sudah bisa makmur.

Melly Goeslaw masa jaya  Instagram

foto: Instagram/@melly_goeslaw

Zaman itu, sambil kedip mata saja rumah dan mobil bisa terbeli. Apalagi zaman album Melly (dengan hit 'Jika' tahun 1999), toko-toko kaset sampai pasang pengumuman album Melly habis. Sangat gokil,” beber musisi kelahiran Jakarta, 7 Januari 1974.

Hingga kini belum ada album Melly yang semeledak itu. Ia pun mengenang bagaimana perusahaan rekaman juga menuai untung, karena permintaan kaset Melly Goeslaw begitu tinggi. 

“Saya ingat betul, Pak Ook (Johanes Soerjoko, pemilik perusahaan rekaman Aquarius Musikindo) menghubungi dan minta saya menyemangati para karyawan yang melipat sampul album Melly. Dulu melipat sampul album kaset dan CD dikerjakan secara manual,” Melly bercerita.

Para karyawan sampai mengigau atau kesurupan karena lembur. Permintaan pasar sangat tinggi. Per hari, ordernya gila banget. Saya datang, kasih support,” pungkasnya.