Brilio.net - Kabar mengejutkan datang dari penyanyi Irlandia yang melejit namanya pada era 1990-an, Sinead O'Connor. Pelantun 'Nothing Compares to You' itu mengunggah sebuah video tentang kabarnya saat ini yang tinggal di sebuah motel senilai USD 70 atau setara dengan Rp 930 ribu permalamnya di daerah New Jersey.

Tak hanya itu saja, ia juga membuat pengakuan ingin bunuh diri. Dilansir brilio.net dari Independent, wanita kelahiran 8 Desember 1966 itu beberapa waktu lalu mengunggah video pendek ke Facebook. Dalam video berdurasi sekitar 12 menit itu ia mengungkapkan bahwa dia tinggal sendirian dan berjuang untuk tetap hidup setiap hari.

Penyanyi yang identik dengan gaya kepala plontosnya itu terisak-isak saat berbicara tentang bagaimana rasanya berada jauh dari keluarganya dan terisolasi karena penyakit kejiwaan.

"Aku sendirian dan sama sekali tidak ada seorang pun dalam hidupku, kecuali dokterku, psikiaterku, pria termanis di bumi, yang mengatakan bahwa aku adalah pahlawannya. Itu satu-satunya hal yang membuatku tetap hidup saat ini. Ini agak menyedihkan.

"Aku ingin orang-orang melihat bagaimana rasanya, penyakit kejiwaan sedikit mirip dengan obat-obatan terlarang, tapi tidak peduli siapa kamu. Dan orang-orang yang seharusnya mencintaimu dan merawatmu memperlakukan kamu seperti sesuatu yang buruk,” imbuhnya.

Ini bukan pertama kalinya O'Connor terbuka tentang depresinya. Pada Mei 2016, ia mengancam akan melakukan bunuh diri setelah kehilangan hak asuh anak laki-lakinya yang berusia 13 tahun.

Pada 2007, O'Connor juga pernah berbicara kepada Oprah Winfrey bahwa ia didiagnosis gangguan bipolar lebih dari satu dekade yang lalu dan telah mengalami depresi dan stres pasca trauma selama bertahun-tahun. Ia juga mengatakan telah berjuang melawan keinginannya untuk bunuh diri dan ketakutan yang luar biasa.

Sinead O’Connor meraih kepopuleran di tahun 1990an lewat lagu I Do Not Want What I Haven’t Got dan lagu Nothing Compares 2 U, yang ditulis oleh mendiang Prince. Sinead juga dikenal sebagai penyanyi yang vokal dalam menyuarakan kepercayaannya terhadap agama, kekerasan anak, rasis, dan perang.