Brilio.net - Industri musik Tanah Air telah berkembang pesat dari tahun ke tahun. Hal tersebut terlihat dari antusias penikmat musik Indonesia dan munculnya beragam penghargaan maupun pentas musik. Di balik kemegahan aksi panggung sang musisi, ternyata ada kisah kelam yang sering dialami musisi.

Para musisi kerap menemui pihak penyelenggara pentas musik yang menawarkan harga murah untuk aksi panggungnya. Harga yang ditawarkan pun dianggap tak wajar. Hal tersebut disebabkan karena oknum penyelenggara kerap menggunakan hubungan koneksi dan pertemanan yang terjalin. Lantas sang penyelenggara kerap meminta sang musisi untuk menggunakan 'harga teman'. Hal tersebut juga diungkapkan Marcell Siahaan.

marcell curhat © 2017 brilio.net foto: Instagram/@marcellsiahaans


Berikut isi kutipan pada foto unggahan Marcell Siahaan yang direpost dari akun @baruzthescreamer, "sewajarnya kalo ada band yang mau diundang itu dikasih fee yang masuk akal dong. Dee, ongkos PP, dan semua keperluan lain yang berkenaan dengan raiders si band itu sendiri. Nah ini jaman now, kok ya masih ada aja yang nawar seenak udel, dia pikir band2an ga pake modal kali ya.. Padahal acara besar lho. Dengan alasan budger udah habis, lha kok kalo budget udah habis ngehbungi kita? Piye toh. Akhirnya yg mereka undang ya band yg cuma sekedar pengen eksis sama band2 yg dibayar mahal. #disitumentalbandmudiuji #gausahteriaksupport #payusright #kalianmestitahu #supportwhosupportyou."

Dalam unggahan tersebut, Marcell Siahaan pun ikut menyuarakan perasaannya melalui caption.

"Kalau selama ini kita menganggap hanya 'kapitalis-kapitalis besar' yang memanfaatkan surplus band-band (utamanya band baru) dan kemudian menarik keuntungan dengan menggratiskan band-band ini ketika manggung, jangan salah, aktivis-aktivis dan pelaku komunitas yang 'katanya' idealis ingin memajukan musik lokal ternyata sama bangsat dan bajingannya bahkan lebih jahat: memanfaatkan pertemanan untuk kemudian menawar harga tidak layak dan masuk akal bahkan menggratiskan. Hati-hati teman-teman!
#Repost @baruzthescreamer

For those about to rock the fuxxin' industry. #protesttosurvive #cheersup #payusright #supportwhosupportyou #aingpemainband #temanmarcell," tulis pelantun lagu Jadi Milikku.

Marcel mengungkapkan bahwa bayaran yang sering ditawarkan oleh pihak penyelenggara tak sebanding dengan besaran yang dikeluarkan. Oknum penyelenggara justru menawar tarif manggung dengan kedok hubungan pertemanan. Mereka menggunakan jalinan pertemanan untuk menawar sang musisi dengan harga relatif murah.

Tak berhenti di situ, Marcell pun mengunggah foto di Instagramnya yang menuai reaksi warganet.

marcell curhat © 2017 brilio.net foto: Instagram/@marcellsiahaans


"Giliran mengutarakan pendapat agak 'keras' komentarnya: 'sabar, bang.' Sok tahu lo, anj*ng. Netizen ta*k."

Curahan hati Marcell ini banyak disetujui oleh warganet. Tak sedikit warganet yang mengalami hal sama dengan suami dari Rima Melati Adams ini.

"@marcellsiahaans Bang Marcell setuju banget. Saya baru kena juga 3hari yg lalu. Ternyata sama aja ya semua.. sy pikir hny trjadi di musisi yg baru mencoba berjuang. Trnyata org2 sprti itu gak pndang bulu ya. Bhkan yg udah punya nama pun dbegitukan jg. Thx udah sharing ini Bang. Musisi2 kecil sprti saya butuh suara sprti ini. Sprti yg Bang Marcell lakukan. SPEAK UP !!! sbg bntuk suppport, pmbelajaran dan saran untuk kita semua agar bisa saling menghargai satu sama lain dlm bntuk apapun. Apalgi kalau udah berani mnyAndang embel2 "Teman" #pantaskah?," tulis akun @7aden.yan9.

"Yaasss betuulll bgt bang @marcellsiahaans urusannya Hak & Kewajiban... pihak yg di undang berHAK utk dipenuhi segala yg bersangkutan sm penampilannya, dan pihak yg mengundang berKEWAJIBAN utk memenuhinya... tanpa pandang teman atau bukan. Mengatasnamakan teman dlm urusan bisnis salah2 bs menghancurkan pertemanan itu sendiri," ungkap akun @henydulmukti.

Hal senada pun disampaikan oleh akun @bayuerlangga, "@marcellsiahaans dan diminta jualin sharing tiket hahaha. Btw trus berkarya ya bang walau harga dan menghargai sering dikesampingkan atas dasar pertemanan dan "mepet"."