Brilio.net - Selasa (5/5) menjadi hari yang mengejutkan bagi dunia musik Indonesia. Penyanyi legend Didi Kempot meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah, pada pukul 7.45 pagi. Didi Kempot berpulang di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo. Didi Kempot meninggal di usia 53 tahun.

Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, dr. Divan Fernandes mengatakan sebelumnya Didi Kempot tiba di rumah sakit sekitar pukul 07.25 WIB dalam kondisi henti jantung. Sebelumnya, pihak rumah sakit telah melakukan berbagai upaya pertolongan.

"Pukul 07.25 WIB ke IGD dalam keadaan henti jantung. Sudah dilakukan pertolongan dengan maksimal. Tapi, kondisi tidak tertolong. Almarhum dinyatakan meninggal dunia pukul 07.45 WIB," tutur dr. Divan Fernandes seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com, Selasa (5/5).

Lebih dari 30 tahun Didi Kempot menekuni karier bermusik. Pria berambut ikal ini, sudah dikenal sejak tahun 80-an sebagai penyanyi dan penulis lagu campursari. Namun namanya kembali mencuat karena lagunya yang berhasil menarik para milenial.

Meskipun terpaut usia yang jauh dengan para pendengarnya, lagu Didi Kempot berhasil menyentuh hati generasi milenial Indonesia. Istilah ambyar juga lahir sebagai julukan untuk perasaan galau yang muncul ketika menyanyikan lagu Didi Kempot. Untuk mencapai popularitasnya, banyak lika-liku yang harus di lalui Didi Kempot. Berikut ulasan brilio.net pada Selasa (5/5) dari berbagai sumber.


1. Berawal dari jalanan.

Karier didi kempot © 2020 brilio.net

foto: liputan6.com

Didi Kempot yang memiliki nama asli Dionisius Prasetyo, merupakan seorang anak dari seniman tradisional terkenal, Ranto Edi Gudel yang lebih dikenal dengan Mbah Ranto. Lahir dalam keluarga musisi, membentuk Didi menjadi seseorang yang dekat dengan dunia seni.

Ia memulai langkah kariernya sebagai seorang musisi jalanan. Pada tahun 1984 hingga 1986, menjadi masa dimana Didi menjalani kehidupan sebagai musisi jalanan di kota Surakarta.


2. Munculnya gelar Kempot.

Karier didi kempot © 2020 brilio.net

foto: Instagram/@didikempot_official

Menyisir jalanan sebagai seorang musisi jalanan, Didi tergabung bersama teman-temannya dalam grup bernama "Kempot". Ternyata, nama 'Kempot' merupakan singkatan dari Kelompok Penyanyi Trotoar. Saat itu, ia masih menjadi pengamen jalanan di Solo dan Yogyakarta pada tahun 1984 – 1989.


3. Hijrah ke Jakarta.

Karier didi kempot © 2020 brilio.net

foto: Instagram/@didikempot_official

Bergabung dengan grup musik Kempot yang berasal dari Surakarta, membawa Didi melebarkan karier ke Ibu Kota. Selama menjadi musisi jalanan ia mencari uang dari bus ke bus untuk mendapatkan rezeki.

Sembari mencari peruntungan untuk masuk ke dapur rekaman, Didi menciptakan beberapa lagu dalam perjalanan kariernya. Memberanikan diri untuk melakukan rekaman, menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta.

Setelah beberapa kali gagal, akhirnya mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studio's. Tepat di tahun 1989, Didi Kempot mulai meluncurkan album pertamanya. Salah satu lagu andalan di album tersebut adalah Cidro.


4. Tampil di luar negeri.

Karier didi kempot © 2020 brilio.net

foto: Instagram/@didikempot_official

Kesukesan Didi Kempot dalam melantukankan suara emasnya, berhasil membawanya ke Suriname, Amerika Selatan. Tak hanya sampai disitu, Didi juga menginjakkan kakinya di benua Eropa.

Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul Layang Kangen di Rotterdam, Belanda. Kemudian, Didi Kempot pulang ke Indonesia pada 1998 untuk memulai kembali profesinya sebagai musisi. Tak lama setelah pulang kampung, pada era reformasi, 1999, dia mengeluarkan lagu Stasiun Balapan.


5. Semakin dikenal para milenial.

Karier didi kempot © 2020 brilio.net

foto: Instagram/@didikempot_official

Meski tak lagi muda, nama Didi Kempot ternyata sukses menyihir hati para anak muda. Lagu yang kerap menceritakan tentang patah hati dan lika-liku menjalin asmara, membuat para milenial terasa dekat dengan lirik dari lagu Didi Kempot. Penyiar Gofar Hilman tertarik dengan Didi Kempot membuat sesi talkshow bersama musisi legendaris itu.

Sejak itulah, nama Didi Kempot semakin dikenal dengan julukan bapak patah hati nasional. Julukan sad boy dan sad girls juga diberikan untuk para pendengar lagu Didi Kempot.

 

Hingga sebelum kepergiaanya, Didi Kempot semakin ramai diundang dalam berbagai acara. Bahkan tak hanya masyarakat jawa saja yang bisa mengikuti lagu Didi Kempot, masyarakat daerah lain pun juga bisa menikmati makna yang disampaikan mestro campursari ini.