Brilio.net - Nama ilmuwan asal Indonesia kembali mencuat dengan membawa sebuah kebanggaan. Adalah Carina Joe, seorang ilmuwan asal Indonesia yang menjadi pusat perhatian lantaran menjadi salah satu ilmuwan Indonesia yang terlibat dalam produksi vaksin Oxford Astrazeneca. Dilansir dari Mirror.co, produksi vaksin yang dikerjakan oleh tim dari Universitas Oxford ini mendapat penghargaan di Pride of Britain di London.

Ilmuwan yang memiliki nama asli Carina Citra Dewi Joe menjadi salah satu ilmuwan dalam tim Jenner Institute yang dipimpin oleh Sarah Gilbert dalam uji klinik vaksin AstraZeneca bersama seorang ilmuwan indonesia lainnya Indra Rudiansyah.

Perempuan muda yang berprestasi tersebut patut dijadikan inspirasi oleh para generasi penerus bangsa. Mau tahu lebih lanjut tentang sosok Carina Joe? Simak 5 Fakta Carina Joe yang telah dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (3/11).

1. Kuliah di Jurusan Bioteknologi.

Carina Joe tertarik untuk masuk jurusan Bioteknologi, khususnya dalam bidang manipulasi genetika. Namun, ia menjalani studi di luar negeri karena di Indonesia jurusan tersebut masih belum banyak dibuka. Setelah lulus S1, Carina Joe melanjutkan pendidikan master di Australia. Di sana dia sempat menjadi peneliti di Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization, Melbourne.

Seakan belum puas, Carina Joe kemudian melanjutkan studinya untuk mendapat gelar PhD di bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia. Kemudian dia melanjutkan magang selama 7 tahun dan melamar postdoctoral di Oxford.

"Saya lulus dari PhD, saya melanjutkan magang selama 7 tahun. Latar belakang industri saya menjadi salah satu alasan saya melamar postdoc Oxford dan mereka senang dengan latar belakang industri saya," ujar Carina dikutip dari akun @desrapercaya dalam live Instagramnya bersama Carina Joe.

2. Mulai terinspirasi jadi ilmuwan sejak SMA.

Ketertarikan Carina untuk menjadi ilmuwan bukan berawal dari cita-cita yang dia impikan sejak kecil, pasalnya dia justru ingin menjadi dokter atau insinyur. Namun setelah ia mendengarkan guru biologinya yang menjelaskan tentang molecular biology, ia mulai terinspirasi untuk jadi seorang ilmuwan.

"Saya tertarik dengan bidang bioteknologi karena guru biologi saya waktu SMA memberikan penjelasan tentang adanya bidang teknologi. Waktu itu dijelaskan ada manipulasi genetika untuk molecular biology, bisa mengubah warna ikan dari hitam putih menjadi warna warni. Jadi saya tertarik," ujar Carina yang dilansir dari liputan6.com.

3. Peneliti Jenner Institute, Universitas Oxford.

Carina menjadi salah satu peneliti bersama rekannya, Sarah Gilbert yang merupakan Profesor Vaksinologi di Universitas Oxford dalam mengembangkan vaksin AstraZeneca. Bersama dengan 6 anggota lainnya, Ia menemukan formula vaksin yang paling banyak didistribusikan ke lebih dari 170 negara di dunia pada 15 Januari 2020 termasuk dengan Indonesia.

Dilansir dari liputan6.com, bahwa Carina bertanggung jawab di laboratorium dengan menjalankan tugas untuk mengembangbiakkan virus di dalam sel (bioreaktor). Hal ini termasuk dengan memurnikan virus agar menjadi vaksin yang murni.

4. Penemu formula 30 mililiter sel.

Carina menemukan formula 30 mililiter sel yang memungkinkan vaksin dapat diproduksi 10 kali lipat lebih banyak hanya dengan menggunakan sekitar 2 sendok makan sel. Sederhananya, Carina Joe menemukan cara untuk memproduksi lebih banyak vaksin AstraZeneca. Formula ini mulai ditemukan oleh Carina Joe pada Januari 2020.

5. Mewakili tim dalam menerima Special Recognition Award.

Carina mewakili para peneliti Oxford untuk mendapat penghargaan Khusus di Pride of Britain yang digelar di London. Penghargaan ini adalah penghargaan untuk tokoh-tokoh yang dapat membuat dunia lebih baik. Penghargaan yang digelar pada akhir pekan lalu ini dihadiri oleh sejumlah tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Kebanggan tersebut turut serta dia ungkapkan dalam akun linkedin nya, "merupakan suatu kehormatan untuk menerima Penghargaan Pengakuan Khusus atas nama tim #OxforsVaccine di Pride of Britain Award dengan para ilmuwan luar biasa ini."