Brilio.net - Pemilik nama lengkap Herjunot Ali atau arab disapa Junot merupakan salah satu aktor yang sudah wara-wiri di industri hiburan. Ia mengawali kariernya dengan menjadi finalis MTV VJ Hunt di tahun 2004 silam. Namanya pun mulai diperhitungkan sejak membintangi sinetron Disini Ada Setan.

Sejak saat itu, Junot kebanjiran tawaran membintangi untuk film layar lebar. Di antaranya film 5 CM, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, The Doll 2, dan beberapa film lainnya.

Selalu dipandang sebagai aktor yang sukses dan memiliki segalanya, namun siapa yang menyangka jika Junot memiliki pengalaman sulit dalam hidupnya. Kepada Daniel Mananta dalam YouTube Daniel Mananta Network, aktor berusia 35 ini menceritakan perjuangan semasa kecil yang penuh dengan kekurangan.

Seperti apa kisahnya? Berikut selengkapnya dalam ulasan brilio.net dari channel YouTube Daniel Mananta Network pada Jumat (1/1), perjalanan karier Herjunot Ali.

1. Pernah jualan koran bekas dan jadi kurir gas LPG.

<img style=

foto: YouTube/Daniel Mananta Network

 

Sebelum sukses seperti saat ini, Herjunot Ali menceritakan perjuangan semasa masih kecil yang penuh dengan kekurangan. Saat itu, pemeran dalam film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck ini pernah berjualan koran bekas hingga menjadi kurir gas LPG, dengan menjualnya ke pasar.

"Zaman dulu saat gue nggak punya uang, gue itu dulu jualan koran bekas, gue dulu antar gas LPG, waktu gue kecil. Itu dikiloin, ada kali 5 kilo," terangnya.

2. Hanya mendapat 2 ratus perak dari berjualan.

<img style=

foto: Instagram/@herjunotali.studio

 

Meski sudah mengumpulkan banyak koran bekas, nyatanya aktor yang akrab disapa Junot ini tak mendapatkan hasil yang memuaskan. Menurutnya, koran-koran bekas tersebut tidak begitu dihargai mahal, padahal mantan Tatjana Saphira ini mengaku tidak mudah mendapatkannya.

"Sekilo-kilo gini gue gendong dan gue geret. Itu cuma dapet sekitar dua ratus perak. Dua ratus perak itu zaman dulu itu kayak Rp 4 ribu gitu," ungkapnya.

3. Nebeng teman saat ke sekolah.

<img style=

foto: Instagram/@herjunotali.studio

 

Hidupnya yang serba kekurangan pun membuat Junot harus menumpang mobil temannya ketika duduk di bangku SMP. Pasalnya, ia tidak memiliki kendaraan yang membawanya ke sekolah yang cukup jauh kala itu.

"Zaman itu gue nggak punya angkutan kan. Gue nebeng dulu. At the time teman gue lagi naik mobil mewah, wah gue disitu gue takut. Gue diketawain 'Junot pakai mobil mewah', sampai rumah gue nangis," imbuhnya.

4. Sering direndahkan oleh orang lain.

<img style=

foto: Instagram/@herjunotali.studio

 

Kondisi tersebut pun tentu tidak mudah dijalani olehnya. Terlebih berhadapan dengan lingkungan yang kerap memandang rendah dirinya. Bahkan hingga kini, ia masih ingat siapa saja yang dulu pernah menghinanya. Meski begitu, ia mengaku sudah memaafkan orang-orang tersebut.

"Kalau lo tanya, 'Lo masih inget nggak orang-orang yang dulu kaya memandang rendah?' Masih ingat, sampai hari ini. Nggak pernah gue lupa," paparnya.

5. Membangun gerakan Berbagi Kultur.

<img style=

foto: Instagram/@herjunotali.studio

 

Perjuangan Junot yang begitu penuh lika-liku pun membuatnya tergerak membangun sebuah gerakan berbagai kultur, yang dikenal lewat hastag #BRBGKLTR. Aktor yang memulai kariernya sebagai VJ MTV ini memiliki alasan tersendiri, yakni mengenai keresahannya terhadap generasi bangsa yang memandang rendah orang lain.

"Berbagi kultur adalah media perkembangan karakter bangsa. Kalau gue melihat ada krisis identitas, terutama di zaman kita sekarang. Gue merasa nilai anak generasi di bawah kita, menuntut orangtua, memenjarakan orangtuanya, bahkan ada anak yang tiba-tiba injak kepala orangtuanya," pungkasnya.