Brilio.net - Kemampuan berbahasa Jawa yang baik dan benar tentu sangat penting, apalagi bagi kamu yang asli keturunan Jawa dan sekaligus penduduk asli Jawa. Hal tersebut salah satu cara untuk melestarikan budaya bahasa yang ada di Indonsia, jangan sampai suatu bahasa punah karena minder dengan bahasa daerah tersebut.

Melestarikan bahasa Jawa juga bisa dengan berpidato menggunakan bahasa Jawa loh. Bagaimana cara pidato bahasa Jawa? Simak beberapa ulasan oleh brilio.net dengan berbagai sumber, Kamis (29/9). 

Pengertian pidato bahasa Jawa

Dalam kebudayaan Jawa, istilah pidato dinamakan sesorah yang memiliki arti menyampaikan gagasan atau pendapat di depan banyak orang dengan tujuan tertentu. Inti dari sesorah banyak memiliki kesamaan dengan pidato-pidato lainnya, yang membedakan adalah bahasa pengantar yang dipakai pada penyampaian pidato. Biasanya di daerah kota maupun pedesaan sesorah ini cukup penting adanya dalam perayaan acara 17-an, nikahan, perpisahan sekolah hingga acara-acara budaya lainnya.

Tujuan pidato bahasa Jawa

- Memberikan kesan positif supaya orang lain senang dengan apa yang disampaikan dan semakin membuat orang lain mudah untuk memahami isi pidato.
- Memberikan pemahaman dan informasi terhadap orang lain yang mendengarkan pidato.
- Mempengaruhi si pendengar pidato supaya mengerjakan apa yang disampaikan.

Teknik pidato bahasa Jawa

Dalam mempermudah penyampaian pidato, ada beberapa teknik yang bisa kamu pakai ketika kamu berbicara di depan umum untuk mnyampaikan pidato. berikut teknik pidato :

1. Metode naskah atau teks

Metode ini dilakukan dengan cara pembaca pidato membawa teks pidato bahasa Jawa ke atas mimbar untuk menyampaikan pidato. Cara ini dipakai agar setiap poin-poin yang tertera tidak terlewatkan untuk disampaikan. Namun jangan selalu membaca naskah, perhatikan audience dan mimik wajah.

2. Metode Hafalan

Metode ini dilakukan dengan cara membuat teks pidato dengan menghafalkan teks yang telah dibuat sebelumnya. Baca hingga berulang-ulang hingga kamu hafal dan paham teks pidato yang ingin kamu sampaikan.
Akan tetapi metode ini cukup sulit dipraktekan karena manusia sangat mudah lupa, apalagi ketika berbicara di depan umum.

3. Metode ekstemporan (membuat catatan kecil)

Metode ini dilakukan dengan cara membawa catatan kecil yang berisikan poin-poin dari bahasan pidato bahasa Jawa yang akan disampaikan. Catatan ini berfungsi sebagai pengingat ketika kamu lupa materi yang harus disampaikan berikutnya.

4. Metode dadakan

Metode ini adalah metode yang paling sulit karena tidak semua orang bisa melakukan. Metode ini dilakukan secara spontanitas, maka dari itu hanya orang yang berpengalaman serta memiliki wawasan luas yang dapat menyampaikan pidato bahasa Jawa dengan metode ini.

Struktur pidato bahasa Jawa

1. Salam pembuka
2. Surasa basa (Isi)
3. Wigatine (Kesimpulan)
4. Pengarep-arep (Harapan)
5. Wusana (Penutup)
6. Salam penutup

 

Magang: Feni Listiyani

[crosslink_1]