Brilio.net - Setiap bahasa di berbagai belahan dunia, memiliki struktur dan pakemnya sendiri. Salah satunya adalah adalah kalimat sapaan dalam bahasa Indonesia.

Kalimat sapaan adalah kalimat yang digunakan untuk menyapa seseorang atau pihak kedua, baik tunggal ataupun jamak. Kalimat sapaan ini juga ada yang menggunakan bahasa formal atau bahasa nonformal.

Memahami kata sapaan penting, salah satunya agar bisa berkomunikasi dengan benar. Dirangkum brilio.net dari beberapa sumber berikut ulasannya, Rabu (5/10).

Pengertian kalimat sapaan

Kalimat sapaan adalah kalimat yang digunakan untuk menyapa seseorang atau pihak kedua, baik tunggal maupun jamak. Pada kalimat ini sering ditemui pada sebuah penyampaian kalimat berita baik di televisi maupun radio.

Tak hanya itu kalimat sapaan juga sering digunakan pada kehidupan sehari-hari. Kalimat sapaan bisa disampaikan sebagai sapaan hormat, sapaan bisa sampai sapaan kasar. Penyampaiannya pun sesuai dengan kondisi saat melontarkan kalimat sapaan tersebut.

Jenis kalimat sapaan

1. Kata ganti persona
jenis sapaan yang menggantikan nomina peran dalam suatu kelompok. Kata ganti persona menjadi tiga yaitu kata ganti persona tunggal, kedua dan jamak.

Contoh kata ganti persona:
Kata ganti persona tunggal: aku, saya dan daku.
Kata ganti persona kedua: kamu dan engkau.
Kata ganti persona jamak: ia dan dia

2. Nama diri
Nama diri sebagai kata sapaan yang merupakan nama seseorang misalnya, Putri, Karina, Dewi, Dimas, Anton,

3. Istilah kekerabatan
Jika menyangkut kerabat maka yang muncul ayah, ibu, adik, nenek, kakak, kakek, paman, bibi dan banyak lagi. Tetapi, kerabat disini tidak selalu merujuk pada keluarga dengan hubungan darah. Digunakan secara umum dalam berkomunikasi dengan orang lain.

4. Gelar dan pangkat
Kata sapaan yang didasarkan pada gelar dan pangkat seseorang. seperti dokter, kapten, ketua, pelatih.

Penempatan kalimat sapaan

Penyapaan adalah menyapa secara langsung baik ketika berhadapan ataupun melalui media seperti telepon atau media lainnya. Kalimat sapaan ini baru terjadi jika orang yang kita sapa adalah orang kedua atau lawan bicara, orang yang diajak bicara, bukan orang pertama pembicara atau orang ketiga orang yang dibicarakan.

Contoh kata sapaan:
Ibu bertanya, "Pukul berapa Ayah akan berangkat ke Jakarta?"
Kata ayah pada kalimat di atas adalah kata sapaan yang digunakan sebagai penyapaan karena digunakan untuk menyapa orang kedua (orang yang diajak bicara). Kata sapaan harus ditulis dengan huruf kapital.

Ayah berkata, "Sampaikan kepada ibu, hari ini, ayah akan pulang terlambat dari kantor"
Kata ayah pada kalimat kedua di atas digunakan untuk menyapa orang pertama (diri pembicara sendiri) sehingga tidak termasuk sebagai penyapaan. Demikian pula dengan kata ibu pada kalimat tersebut bukan sebagai penyapaan karena mengacu pada orang ketiga (yang dibicarakan). Dan sesuai pada Ejaan yang Disempurnakan, penulisan seperti ini tidak boleh diawali dengan huruf kapital.

Magang: Cut Raudhatus Syafiqah Alhamidy