Brilio.net - Dua pasang calon presiden-wakil presiden, Joko Widodo (Jokowi)- Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, telah mendapatkan nomor urut untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Berdasarkan pengundian di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jumat (21/9) malam, pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapat nomor 1, dan Prabowo-Sandiaga nomor 2.

jkw vs prab © 2018 brilio.net

foto: Merdeka.com

jkw vs prab © 2018 brilio.net

foto: Merdeka.com

Hasil undian nomor ini berkebalikan dengan Pilpres 2014 silam, di mana saat itu Prabowo nomor 1 dan Jokowi nomor 2. Selain memudahkan proses pemilihan, nomor urut seringkali digunakan untuk pembuatan slogan dalam keperluan kampanye.

Melihat ke belakang karier politik Jokowi dan Prabowo, seberapa besar sih pengaruh nomor urut bagi keduanya dalam perolehan suara? Daripada penasaran, yuk langsung cek ulasan brilio.net mengenai sejarah nomor urut yang dipegang Jokowi dan Prabowo dalam beberapa pemilu terdahulu berikut ini, Sabtu (22/9).

1. Jokowi.
Jokowi telah mengikuti empat pemilihan umum sejak 2005. Terdiri dari dua kali pemilihan wali kota, satu kali pemilihan gubernur, dan sekali pemilihan presiden. Dari empat kali pemilihan itu, Jokowi mendapat tiga nomor urut berbeda.

- Nomor urut 1 (Pilkada Solo 2005)
Pilkada Solo 2005 merupakan tonggak awal Joko Widodo terjun ke dunia politik. Kala itu berpasangan dengan FX Hadi Rudyatmo, Jokowi mendapat nomor urut 1 dalam Pilkada Solo 2005. Unggul lebih dari 37% suara Jokowi akhirnya resmi menjadi Wali Kota Solo periode 2005-2010.

- Nomor urut 1 (Pilkada Solo 2010)

jkw vs prab © 2018 brilio.net

foto: kpukotasolo.wordpress.com

Sukses memimpin kota Solo dalam satu masa pemerintahan, Jokowi menggandeng kembali Hadi Rudyatmo mengajukan diri dalam Pilkada Solo 2010 - 2017. Dalam pemilihan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo 2010 tersebut, Jokowi meraih kemenangan fenomenal. Pasangan dengan nomor urut 1 itu meraih suara sebesar 90,09%.

- Nomor urut 3 (Pilgub DKI Jakarta 2012)

jkw vs prab © 2018 brilio.net

foto: istimewa

Di tengah masa pemerintahannya yang kedua di Kota Solo, Jokowi ditarik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta pada tahun 2012. Jokowi yang dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapat nomor urut 3 dan berhasil menguasai 53,82% suara. Dengan demikian Jokowi resmi menjadi Gubernur DKI untuk periode 2012 - 2017.

- Nomor urut 2 (Pilpres 2014)

jkw vs prab © 2018 brilio.net

foto: Merdeka.com

Belum tuntas satu periode kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI, pada Maret 2014 Jokowi menyatakan diri siap untuk menjadi calon presiden yang diusung PDIP di Pilpres 2014. Jokowi bersama cawapresnya Jusuf Kalla (JK) kemudian maju sebagai Capres-Cawapres untuk Pilpres 2014 dengan nomor urut 2. Berdasarkan penghitungan suara yang dikumpulkan di 33 provinsi, Jokowi-Kalla mendapatkan 53,15%.

2. Prabowo Subianto.
Prabowo telah dua kali menjadi calon dalam pemilihan umum, yakni tahun 2009 ketika dirinya dipasangkan sebagai calon wakil presiden dan pada 2014 saat menjadi capres. Baik pada 2009 maupun 2014, Prabowo sama-sama gagal menjadi pemenang.

- Nomor urut 1 (Pilpres 2009)

jkw vs prab © 2018 brilio.net

foto: istimewa

Tahun 2009, Prabowo Subianto unjuk gigi dengan maju sebagai calon wakil presiden dengan Megawati Soekarnoputri sebagai capresnya. Namun, pasangan nomor urut 1 itu hanya berhasil meraih 26,79% suara. Mereka kalah telak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

- Nomor urut 1 (Pilpres 2014)

jkw vs prab © 2018 brilio.net

foto: Istimewa

Kegagalan tahun 2009 tak menyurutkan niat Prabowo meraih pucuk pimpinan negeri ini. Untuk kedua kalinya ia maju bertarung dalam Pemilu 2014. Kali ini ia maju sebagai calon presiden. Prabowo menggandeng Hatta Rajasa sebagai calon wakil presidennya. Namun, dalam pilpres 2014 tersebut Prabowo dengan nomor urut satu ini hanya mendapat 46,85% suara.