Brilio.net - Politisi Fahri Hamzah meramaikan bursa pemilihan presiden 2019. Muncul petisi dukungan menjadikannya sebagai presiden pada pemilihan mendatang.

Petisi tersebut dibuat akun bernama Mulyanis di situs change.org dengan judul "Mempetisi Partai Politik di Indonesia khususnya PKS Mendukung Fahri Hamzah untuk Mencalonkan Diri sebagai Presiden".

"Selama ini tradisi bangsa Indonesia khususnya partai politik sebagai pihak yang memiliki hak untuk mencalonkan Presiden memulai pencalonan presiden berdasarkan faktor popularitas tokoh.

Logika berpikir kita diarahkan pada siapa yang memiliki peluang untuk memenangkan kontestasi politik atas dasar popularitas maka dialah yang kita calonkan. Padahal seharusnya kita memulai pencalonan dengan menelusuri rekam dan jejak yang bersangkutan baik prestasi terukur yang disepakati bersama maupun karakteristik kepemimpinan yang menonjol.

Jika parameter prestasi kerja yang bisa dinilai secara obyektif pada umumnya hanya bisa kita temukan dari para birokrat atau politisi yang bekerja di eksekutif, maka cara lainnya adalah kita bisa memulai pembibitan calon pemimpin dari seseorang yang menonjol dan terampil mengemukakan gagasan-gagasan kebangsaannya," begitu tulis Mulyanis dalam pengantarnya.

Lebih jauh Mulyanis menulis, setidaknya ada sejumlah alasan kenapa politisi kelahiran Sumbawa, 46 tahun silam tersebut, layak dicalonkan. Berikut brilio.net sarikan poin-poin pentingnya, Jumat (5/1).

1. Bebas dari korupsi.
Mulyanis menyebutkan, "Salah satu politisi yang belakangan terlihat menonjol dalam menyampaikan ide-ide kebangsaan adalah Fahri Hamzah, salah seorang Wakil Ketua DPR dari Partai Keadilan Sejahtera. Dari berbagai pembicaraan yang saya dengar, Fahri Hamzah merupakan seorang politisi yang hadir dalam isu-isu menyangkut pembelaan terhadap rakyat kecil, memiliki visi penegakan hukum yang adil, concern pada masalah kesejahteraan masyarakat dan relatif terbebas dari isu utama saat ini yaitu korupsi."

2. Pengalaman yang cukup.
"Selain itu, pengalaman dia sebagai politisi kurang lebih 20 tahun, pernah memimpin organisasi kemahasiswaan (aktivis) adalah modal penting kepemimpinan bagi dia untuk menjalankan amanat dari rakyat. Dia merupakan salah satu atau bahkan satu-satunya pejabat aktifis yang tetap vokal mengkritisi pemerintahan pada setiap rejim kekuasaan. Keberaniannya mengkritisi pemerintahan merupakan bukti pembelaan dia terhadap masyarakat kecil yang dilakukannya secara konsisten rezim demi rezim kekuasaan," tulis Mulyanis.

3. Tidak pencitraan.
Alasan lain yang diajukan Mulyanis membuat petisi tersebut karena menilai Fahri adalah figur yang alami, tidak pencitraan seperti politisi lainnya.

"Sudah bosan dengan calon-calon yang muncul akibat polesan media dan pencitraan semu, bukan? Mulai sekarang mari kita beranikan diri menyuguhkan seorang calon Presiden alternatif yang karir politiknya naik perlahan-lahan secara alami, pencitraan yang tak dibuat-buat atau seseorang yang tak mendompleng nama besar keluarga atau organisasi tempat dia bernaung."

Hingga sekarang, sejak Mulyanis membuat petisi itu 4 hari lalu, sudah ada 3.422 orang yang turut "menandatangani" atau memberikan dukungannya.

Sejumlah komentar warganet berseliweran menanggapi petisi tersebut. Ada yang pro dan juga kontra.

Lantas sebagai obyek yang dijadikan bahan petisi, bagaimana tanggapan Fahri? Melalui akun Twitter @Fahrihamzah menanggapinya begini, "Jangan terlalu serius dengan media sosial mbak...di sini tempat kita saling menertawakan..tidak ada absensi, tidak ada gaji dan tidak Ada keputusan....santai aja...saya aja yg dicalonkan santai kenapa sampeyan tidak?"

 

Menurut kalian gimana nih Guys?