Brilio.net - Tak terasa, sudah hampir seminggu Kabinet Indonesia Maju berjalan. Para menteri baru yang dilantik sudah mulai berkantor dan langsung bekerja sejak hari pertama. Gebrakan-gebrakan baru di bawah komando menteri anyar juga telah dilakukan di beberapa kementerian. Beberapa menteri bahkan langsung turun ke lapangan.

Presiden Jokowi bahkan telah menggelar rapat kabinet Indonesia Maju perdana di Istana Merdeka, Kamis (24/10) lalu. Rapat dihadiri seluruh menteri, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala BIN Budi Gunawan. Di hadapan para menterinya, Jokowi dengan tegas mengatakan tidak ada visi dan misi menteri, yang ada hanya visi Presiden dan Wakil Presiden.

Presiden Jokowi meminta para menteri Kabinet Indonesia Maju untuk menjalankan setiap keputusan yang diambil di dalam rapat. Jokowi tak ingin ada gaduh antar kementerian.

"Jadi dalam setiap rapat, baik paripurna, terbatas atau internal ada payung hukum, kalau sudah diputuskan dalam rapat, jangan sampai di luar masih diributkan lagi," ujar Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna perdana di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (24/10).

Jokowi menegaskan bahwa pemerintahannya bekerja secara tim. Dia menilai dalam membangun sebuah negara tak bisa kerja menteri per menteri atau sektoral saja. Para menteri Jokowi langsung menanggapi permintaan presiden tersebut. Bahkan, beberapa di antaranya siap dipecat jika tak becus kerja.

Berikut ini deretan menteri yang blak-blakan siap dipecat jika tak becus kerja, seperti brilio.net lansir dari merdeka.com pada Selasa (29/10).

1. Erick Thohir

menteri siap dipecat © merdeka.com & liputan6.com

 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir langsung tancap gas sejak hari pelantikan. Tak tanggung-tanggung, di hari pertama masa jabatan dia langsung mengumpulkan semua jajaran BUMN untuk rapat setelah acara serah terima jabatan.

"Besok sudah mulai Ratas dan saya izin tadi kepada semua jajaran mulai meeting habis (acara serah terima) ini," kata dia, di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10).

Dia menegaskan akan berupaya untuk melaksanakan mandat yang diserahkan Presiden padanya. Dia bahkan sudah mengantongi KPI (Key Performance Indicators) untuk 3 bulan ke depan. Meskipun tidak menjabarkan secara rinci terkait 'KPI' tersebut, Erick menegaskan, kesiapannya menjalankan tugas yang diserahkan Jokowi. Dia pun siap dicopot jika kinerjanya dinilai tidak memuaskan oleh orang nomor satu RI itu.

"Saya punya KPI (Key Performance Indicators) 3 bulan dan statement ini disampaikan beliau (Presiden Jokowi), bahwa semua Menteri harus siap dicopot dan saya sangat siap dicopot," tegas dia.

Karena itu, dia meminta dukungan semua pihak baik anak buah, jajaran perusahaan pelat merah, hingga pelaku usaha swasta. Dengan demikian semua target-target yang ditetapkan dapat dicapai.

"Kita bisa saling bantu. Bekas menteri, Ketua Kadin hadir insya Allah kalau kita solid ada jalan," tandasnya.

2. Edhy Prabowo

menteri siap dipecat © merdeka.com & liputan6.com

 

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berkomitmen akan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi nelayan. Jika tidak mampu, dia mengaku siap untuk mundur dari jabatannya. Setelah menampung curahan hati sejumlah nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta. Edhy menyatakan akan mengurai permasalahan tersebut, jika tidak sanggup dia akan mundur dari jabatannya.

"Saya kalau memang tidak sanggup, saya siap mundur. Sebelum mundur saya usahakan mampu membela bapak semua, saya akan berusaha terus menyelesaikan masalah ini," kata Edhy di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta, Senin (28/10/).

Edhy mengatakan, dirinya bukan penjabat, tetapi pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditugaskan menyelesaikan masalah pada sektor kelautan dan perikanan.

"Tugas saya membantu bapak ibu semua, tugas saya membantu presiden maka kalau saya tidak bisa saya tidak berhasil," tuturnya.

Menurutnya, kebijakan sebelumnya yang sudah berjalan baik akan terus dijalankan, sedangkan jika ada kekurangan akan diperbaiki. Dalam kesempatan tersebut pun dia menyinggung ke bawahannya penjabat eselon I untuk membantu melakukan perbaikan, jika menghambat tidak ragu dia akan mencopotnya.

"Kalau di Kementerian Kelautan Perikanan (menghambat) maka saya bisa marah-marah ke staf, saya juga ganti dirjennya," tandasnya.