Brilio.net - Hasil quick count Pilkada DKI putaran kedua yang dilaksanakan Rabu (19/4) ini menempatkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai pemenangnya. Namun siapa sangka, kemenangan cagub-cawagub ini mempengaruhi kedudukan Jokowi sebagai presiden.

Hal itu diungkapkan oleh pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komarudin. Ujang mengatakan kemenangan tersebut menunjukkan bahwa posisi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto semakin kuat sekaligus ancaman bagi Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 yang akan datang.

“Kemenangan Anies-Sandi, bisa jadi tanda kemenangan Prabowo 2019 nanti,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini saat dihubungi di Jakarta, Jumat (21/4).

Dia menambahkan, peta dan kekuatan politik Prabowo sudah diperlihatkan saat para elite dan ketua partai hadir pada konferensi pers yang dilakukan di rumah Prabowo pada Rabu (19/4) atau usai pencoblosan kemarin.

“Lihat saja, kekuatan Prabowo sudah terlihat. Ada Sohibul Iman, Zulkifli Hasan, Hary Tanoe, Aburizal Bakrie, dan elite lainnya. Itu semacam konsolidasi untuk 2019 nanti,” ungkapnya.

Untuk itu, ia menyarankan, sebaiknya Jokowi mulai berhati-hati dan mengantisipasi hal itu. “Jokowi harus susun strategi mulai sekarang, karena ancaman itu nyata,” ungkap Ujang.

Enam lembaga survei yang melakukan perhitungan cepat memastikan pasangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno menjadi pemenang pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Keenam lembaga survei tersebut yakni Polmark Indonesia, Charta Politika, Lingkaran Survey Indonesia (LSI), Syaiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Indikator, Voxpol Center. “Kemenangan Anies-Sandi, bisa jadi tanda kemenangan Prabowo 2019 nanti."