Brilio.net - Setelah sidang tahunan MPR berakhir, agenda berlanjut ke sidang bersama DPD-DPR. Dalam sidang tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan mengenai krisis ekonomi dan iklim yang terjadi di Tanah Air.

Saat sidang tahunan MPR, Jumat (16/8/2019), Jokowi memakai jas biru tua dan peci. Namun, Jokowi mengenakan pakaian berbeda saat sidang bersama DPD-DPR. Jokowi memilih busana Suku Sasak, Lombok.

Sidang Bersama DPD-DPR ini dimulai dengan pidato Ketua DPD, Oesman Sapta Odang. Jokowi lalu akan memaparkan pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-74 RI.

"Ring of fire yang melingkari wilayah Indonesiabisa menghadirkan bencana tanpa kita duga sebelumnya. Hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan wilayah rentan bencana. Gempa bumi tanah longsor gunung meletus tsunami, kebakaran hutan, banjir," ujar dia di dalam Pidato Kenegaraan di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, dilansir brilio.net dari liputan6 pada Jumat (16/8).

Oleh karena itu, lanjut Jokowi, sikap sigap dan waspada menghadapi ketidakpastian sangatlah penting. Kapasitas Indonesia dalam mengelola risiko menghadapi gejolak ekonomi global, mengelola bencana yang tidak terduga harus kita perkuat.

"Pembangunan kita harus sensitif terhadap berbagai risiko. Infrastruktur harus disiapkan mendukung mitigasi risiko bencana. Masyarakat juga harus waspada dan sadar risiko," lanjut dia.

Menurut Jokowi, kontribusi pada perdamaian dunia harus dilanjutkan. Kontribusi pada kesejahteraan dunia harus ditingkatkan. Inisiatif kolaborasi dan kerjasama pembangunan dunia harus dikembangkan dan kemanusiaan harus tetap menjadi ruh politik luar negeri Indonesia.

"Dunia yang kita huni bersama tidak selamanyamulus dan stabil. Tidak semuanya selalu pasti dan tidak selalu terduga sebelumnya. Kita sedang menghadapi dinamika ekonomi global yang terusbergejolak dan menghadapi perubahan geopolitik," tandas dia.

Presiden Jokowi menegaskan, pembangunan negeri harus terus dilakukan menyeluruh dan merata ke seluruh pelosok negeri. Tidak ada lagi pembangunan yang terpusat di Pulau Jawa juga Jakarta.

"Saya ingin mengajak kita semua untuk meneguhkan semangat para pendiri bangsa kita, bahwa Indonesia itu bukanhanya Jakarta, bukan hanya Pulau Jawa," kata Jokowi dalam sambutannya di Sidang Tahunan DPD, Jumat (16/8).

"Pembangunan yang kita lakukan harus terus Indonesia sentris yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok nusantara," Jokowi menambahkan.

Jokowi juga menegaskan bahwa kemajuan Indonesia bukan hanya karena adanya campur tangan pemerintah seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

"Tetapi keberhasilan Indonesia juga karya pemimpin agama, budayawan dan para pendidik. Keberhasilan Indonesiaadalah juga karya pelaku usaha, buruh, pedagang, inovator maupun petani, nelayan dan UMKM, serta karya seluruh anak bangsa Indonesia," uajr Jokowi.

Dalam kesempatan itu pula, Jokowi menyinggung peran partai-partai politik dalam membangun bangsa. Tidak hanya partai koalisi, Jokowi juga menyebut partai-partai nonkoalisi.

"Kecepatan kita dalam meraih cita-cita adalah peran besama. Peran PDIP Golkar dan Nasdem, PKB dan PPP Perindo, PSI dan Hanura, PBB dan PKPI. Dan jangan lupa juga peran Gerindra, PKS dan Demokrat serta PAN, Partai Berkarya dan Partai Garuda," uajr Jokowi.