Brilio.net - Usai Pilpres 2019, kedua paslon capres-cawapres melaporkan jumlah dana kampanye ke Komisi pemilihan Umum (KPU) RI. Penyerahan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) itu dilakukan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

Dilansir brilio.net dari Liputan6.com, Jumat (3/5), pelaporan tersebut dilakukan bendahara tim kampanye masing-masing paslon capres-cawapres.

Dari kubu paslon nomor urut 01, pelaporan diwakili oleh Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Sakti Wahyu Trenggono. Total dana kampanye yang digunakan kubu Jokowi-Ma'ruf Amin yakni Rp 606 miliar.

"Total penerimaan adalah Rp 606.784.634.772 (606 miliar lebih). Lalu pengeluarannya Rp 601.355.468.300 (601 miliar lebih)," ujar Sakti Wahyu Trenggono.

Dia menjelaskan penerimaan pihaknya dalam bentuk barang sebesar Rp 3.782.699.170. Adapun pengeluaran terbanyak TKN digunakan untuk biaya operasional sebesar Rp 597.923.538.119.

"Penerimaan itu terdiri dari penerimaan dari parpol jadi beberapa parpol menyumbang pada kita sebesar Rp 79 miliar sekian sekian, tepatnya Rp 79.735.699.000," kata Jokowi.

Lalu, untuk sumbangan yang berasal dari 17 kelompok sebesar Rp 251 miliar, sumbangan dari 252 orang sebesar Rp 21,8 miliar dan sumbangan dari 40 perusahaan sebesar Rp 253,9 miliar.

"(Sumbangan dari) paslon tidak ada. Yang paling besar dari perusahaan, pengusaha," ujar Jokowi.

Sementara itu dari kubu paslon nomor urut 02 total dana kampanye capai Rp 213,2 miliar. Jumlah tersebut disampaikan oleh Bendahara Umum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Thomas Djiwandono.

Thomas Djiwandono memberikan laporan dana kampanye kepada KPU di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

"Saya sampaikan angka-angka aktual. Saya mulai dengan total penerimaan selama kampanye berlangsung Rp 213,2 miliar, pengeluaran Rp 211,5 miliar. Dari segi penerimaan yang paling besar pasangan calon dalam hal ini Rp 192,5 miliar. Setelah itu sumbangan perseorangan, banyak dari masyarakat total Rp 9,3 miliar. Dari kelompok di Rp 1,1 miliar dan parpol Rp 4,8 miliar," kata Thomas Djiwandono.

Thomas Djiwandono mengungkapkan, dana kampanye lebih besar disumbangkan oleh Sandiaga dibandingkan dengan Prabowo. Pemasukan dari kedua paslon itu total hampir 60 persen dari total dana kampanye.

"60 persen dari total paslon. Antara Pak Sandi dan Pak Prabowo mungkin 55-45 persen. Untuk di awal kampanye Pak Sandi sekitar 80 persen, tapi sekarang bergerak jadi 55-45 persen," kata Thomas Djiwandono.

Ia menjelaskan, dana tersebut paling banyak digunakan untuk bahan kampanye sebesar Rp 60,8 miliar dan rapat umum sebesar Rp 33,7 miliar.

"Dari pengeluaran, yang paling besar bahan kampanye Rp 60,8 miliar. Setelah itu pertemuan tatap muka Rp 21 miliar. Desain alat peraga Rp 8,8 miliar. Rapat umum Rp 33,7 miliar," jelas Thomas Djiwandono.

Untuk sisa dana kampanye, rencananya akan gunakan untuk kegiatan BPN selama masih masa Pemilu 2019.

"Kita tetap ada beberapa kegiatan. BPN kan masih berjalan yah. Yang operasional masih berjalan sampai 22 Mei nanti," kata Thomas Djiwandono.