Brilio.net - Iklan atau kampanye dalam memasarkan produk maupun program terkini memang sering dibuat oleh beberapa orang. Biasanya iklan dibuat agar produk atau program yang ditawarkan dapat menarik banyak konsumen dan perhatian publik.

Iklan atau kampanye tak melulu menjual barang, biasanya juga dimanfaatkan untuk personal branding atau citra diri yang baik. Iklan ini bisa dikemas menjadi berbagai bentuk, seperti poster, baliho, atau video.

Tak terkecuali pada musim pemilihan umum, semua calon legislatif berbondong-bondong untuk mempromosikan dirinya melalui media promosi tersebut. Apalagi beberapa bulan ke depan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden 2019 akan berlangsung. Pastinya calon presiden dan wakil presiden membuat iklan sebagai salah satu alat kampanye.

Calon Presiden dan Wakil Presiden di PPilpres 2019 membuat beberapa iklan kampanye yang cukup menuai kontroversi. Baik kubu Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi berlomba untuk menuunjukkan visi-misi dan citra yang baik melalui iklan yang dibuat tersebut.

Kali ini brilio.net telah merangkum beberapa iklan kampanye jelang pilpres 2019 yang cukup menuai kontroversi, Selasa (18/12).

1. Iklan bendungan Jokowi di bioskop

Iklan yang menunjukkan capaian Pemerintahan Joko Widodo di layar bioskop ini sempat menuai kontroversi. Pasalnya, iklan yang tayang sebelum film bioskop dimulai tersebut dinilai sebagai bentuk kampanye oleh pihak oposisi.

Iklan yang tayang di layar bioskop itu dimaksudkan untuk memuat capaian pembangunan bendungan yang sudah dilakukan pemerintah beberapa tahun terakhir ini.

Tak hanya tayang di layar bioskop, video iklan tersebut juga diunggah melalui kanal YouTube Presiden Joko Widodo pada 23 Juli 2018 yang telah ditonton lebih dari 200 ribu kali.

Video yang diunggah melalui akun YouTube Jokowi ini menuai kritik dari warganet. Salah satunya akun Arif F menuliskan, "chanel biasa aja,cuman pencitraan no.1 di bioskop mana2, ngga pede ya cebong cuman plonga plongo?"

"Katanya seluruh survey memenangkan jokowi ko masih ng iklan di bioskop?" imbuh akun kang iwenk.


2. Iklan Prabowo-Sandi dinilai lecehkan freelencer

Partai Gerindra merilis video kampanye soal lapangan pekerjaaan bagi sarjana muda. Dalam akun Twitter @Gerindra yang diunggah 14 Desember tersebut dicantumkan keterangan "Akses pekerjaan harus terbuka luas, agar kelak tiada lagi gelar sarjana yang sia-sia. #PrabowoSandi #AdilMakmur."

Pesan dalam video tersebut intinya adalah Pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berjanji akan mempermudah lapangan pekerjaan di Indonesia jika terpilih di Pilpres 2019.

Dalm video tersebut diceritakan seorang sarjana arsitektur yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan tetap dan akhirnya mencoba banyak hal, muali dari antar jemput barang, pembuka pintu hotel, fotografer, hingga petugas parkir.

Sayangnya dalam video tersebut diceritakan, pekerjaan tersebut tak membuat puas orangtuanya. Sebab, pekerjaan yang dilakukan sarjana arsitek ini tidak sesuai dengan harapan orangtuanya.

Namun, alur cerita di video tersebut mendapat banyak kritikan dari warganet. Seperti akun Twitter @eksurpras yang menuliskan, "sekedar info mas, generasi milenial itu punya jiwa wirausaha yg jauh lbh tinggi daripada generasi saya. Iklan semodel ini, yg menempatkan pekerjaan formal lbh tinggi derajatnya drpd pekerjaan informal justru kontra produktif."

"..bukan sarjana pemalas, jurusan komunikasi, pernah kerja di bank sekarang adem ayem jd peternak bebek. Rejeki datangnya dr mana saja..," tambah akun @Ailurop81228643.

"Maaf sebelumnya, saya sebagai mahasiswi arsitek menempuh mata kuliah kewirausahaan dimana kita bisa mengelola bisnis kita sendiri yg mungkin kedepannya bisa jadi biro arsitek. Kami bisa freelance, buka biro sendiri juga bisa. Gak melulu harus nunggu panggilan kerja. Terimakasih," timpal akun @anesyaop.

 

3. Iklan KPU tak cantumkan gelar lengkap Prabowo-Sandi

Iklan Pemilu 2019 buatan KPU yang menampilkan pasangan capres-cawapres ramai dibahas.
Iklan ini banyak menuai kritik dari pihak kubu Prabowo-Sandi.

Iklan yang dipersoalkan ini ditampilkan di kanal YouTube resmi KPU dengan judul Yuk Kenali Peserta Pemilu Serentak 2019. Materi iklan serupa juga sudah lebih dulu ada di situs KPU. Warganet juga ikut berkomentar soal polemik pencantuman gelar akademik ini.

"Gelarnya Pak Prabowo dan Pak Sandiaga kok gak ditulis? S1 dan S2 nya pak Sandiaga jelas loh didapatinnya... sebegitunya banget ya KPU?" tulis akun Atika Surya.

"Kok Gelar Pak Sandi Uno cuma (H) doang ? Ada apa ini KPU ? Kasian kan Gelar S1,S2 nya di Luar negeri nya ga di tulis. #boikotKotakKardusKPU?" imbuh akun Wira Abdul Fatah.

"Gelar Akademis Joko Amin ditulis. Tapi kenapa Gelar Akademis paslon 02 Prabowo Sandiaga tidak ditulis? Ada apa dengan KPU RI??" timpal akun Fairmansyah Syahgiar.