10 Peserta Piala Dunia 2022 kampanyekan 'One Love', ini pesannya

10 Peserta Piala Dunia 2022 kampanyekan 'One Love', ini pesannya

Brilio.net - 10 Negara Eropa mendukung kampanye 'One Love' di Piala Dunia Qatar 2022. Kampanye ini mempromosikan inklusi dan kesetaraan, termasuk hak-hak LGBT. 10 Negara pendukung 'One Love' yang lolos ke Piala Dunia 2022 akan mengenakan ban kapten khusus. Ban lengan itu bergambar hati dengan warna pelangi yang mewakili semua latar belakang.

Inggris akan berdiri bersama sembilan negara Eropa lainnya untuk mendukung kampanye 'One Love' baru yang mempromosikan inklusifitas dan kesetaraan di Piala Dunia tahun ini di Qatar dan sekitarnya.

Inisiatif serupa juga dibuat Belanda, yang akan didukung oleh Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Norwegia, Swedia, Swiss, dan Wales. Menurut Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), hal ini bertujuan untuk mengirim pesan menentang diskriminasi dalam bentuk apapun saat mata dunia tertuju pada permainan global.

10 Peserta Piala Dunia 2022 kampanyekan 'One Love', ini pesannya

foto: Instagram/@worldcup.2022.qatar

Dukungan FA akan dimulai pada pertandingan UEFA Nations League pada Sabtu (1/10) lalu melawan Italia di Milan. Kapten The Three Lions, Harry Kane mengenakan ban lengan 'One Love' yang bergambar hati berisi warna pelangi yang mewakili semua latar belakang.

"Saya merasa terhormat untuk bergabung dengan rekan-rekan kapten tim nasional saya dalam mendukung kampanye OneLove yang penting," kata Kane dikutip brilio.net dari ESPN, Rabu (5/10).

"Sebagai kapten, kami semua mungkin bersaing satu sama lain di lapangan, tetapi kami berdiri bersama melawan segala bentuk diskriminasi," ujar penyerang klub Tottenham Hotspurs itu.

10 Peserta Piala Dunia 2022 kampanyekan 'One Love', ini pesannya

foto: Instagram/@worldcup.2022.qatar

"Ini bahkan lebih relevan pada saat perpecahan biasa terjadi di masyarakat. Mengenakan ban kapten bersama atas nama tim kami akan mengirimkan pesan yang jelas ketika dunia menyaksikan," tandasnya.

Kesepuluh negara Eropa yang lolos ke Piala Dunia akan mengenakan ban kapten sepanjang turnamen dengan niat untuk terus melakukannya selama sisa musim ini.

Namun begitu, Qatar sebagai negara penyelenggara cukup konservatif secara aturan. Pasalnya, orientasi seks sesama jenis adalah pelanggaran pidana di negara Timur-tengah ini. Dengan begitu, ada kemungkinan hukuman penjara satu hingga tiga tahun untuk orang dewasa karena dia gay atau lesbian.

Walau begitu, belum ada pengakuan kemitraan sipil di negara-negara Teluk termasuk Qatar, yang tidak mengizinkan orang untuk mengkampanyekan hak-hak LGBT+. Kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International, Human Rights Watch, dan FourSquare telah menyoroti masalah ini serta perlakuan terhadap pekerja migran.

(brl/jad)