Brilio.net - Kisah kejujuran Zhafran, seorang bocah berumur 6 tahun yang menuliskan memo permintaan maaf kepada pemilik mobil yang secara tak sengaja dia buat tergores, membuat warganet heboh. Aksinya ini mendapat pujian, meskipun tak sedikit pula yang menganggap kisah rekaan semata. Memo itu ditulis setelah Zhafran berupaya berkali-kali mencari sang pemilik mobil namun tak ketemu.

Menurut penuturan sang ibunda, hingga berita ini ditulis si pemilik mobil belum menghubungi nomor pribadinya yang dicantumkan dalam memo. Dia menebak-nebak si pemilik mobil tidak minta ganti rugi karena goresannya kecil. Namun, jika tak kunjung dihubungi, rencananya dia bersama Zhafran akan menemui si empunya mobil. Dia belum mengetahui apakah itu mobil milik tetangga atau tamu.

 

Zhafran  © 2018 Facebook


Perempuan bernama Condri Fadilaturrohmah ini Zhafran tak beda dengan anak-anak pada umumnya. Beraktivitas di sekolah dan juga bermain. Karakter Zhafran sulit memulai pertemanan lebih dulu. Ketika masih baru kenal belum mau bergabung, tetapi kalau sudah lama dia mulai bergabung. Memang dia pendiam, namun cerewet. Zhafran adalah anak pemalu ketika masih belum sekolah. Namun seiring waktu tampak dia mulai aktif di sekolah. Di sekolah, Zhafran suka membaca asmaul husna dan shalawatan.

"Mendidiknya biasa. Yang jelas saya sama ayahnya Zhafran berusaha sama-sama menerapkan pola asuh yang sesaui syariat, pengennya Zhafran jadi anak shaleh. Misalnya sholat yang rajin, dengar azan langsung shalat. Kita menekankan ke Zhafran bahwa ada Allah yang selalu mengawasi melalui malaikat Raqib dan Atid. Alhamdulillah Zhafran mengerti sejauh ini," tuturnya pada brilio.net, Jumat (12/1).

Zhafran merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Kini berumur 6 tahun dan tengah duduk di kelas 1 SD Sekolah Alam Ciomas. Adiknya seorang perempuan berumur 4 tahun. Di sekolah, Zhafran juga mendapatkan pendidikan karakter dan keagamaan.

"Saya apresiasi dengan guru-gurunya Zhafran, semua asyik. Mereka sudah kayak sahabatnya Zhafran. Sekolahnya nggak terlalu dipush, karena mereka tahu semua anak memiliki potensi masing-masing. Kalau Zhafran senang matematika, nggak terlalu suka baca nulis, sukanya menghitung dan mewarnai," terang Condri.

Kedua orangtua Zhafran pernah menerapkan hipnoterapi berupa membisiki kalimat-kalimat positif seperti 'bunda sayang Zhafran' atau 'nanti kalau dengar azan langsung salat ya nak'. Condri mengakui terapi itu berpengaruh meski tidak spontan. Tadinya, Zhafran pernah sulit ketika disuruh shalat tapi kini ketika baru bangun tidur langsung ke kamar mandi mengambil wudhu lalu sholat. Zhafran juga sering tiba-tiba membantu orangtuanya di rumah.

Condri mengaku kini Zhafran mungkin telah menyadari pengawasan Allah. Ketika berbuat salah merasa khawatir, langsung mengakui dan meminta maaf. Jika didukung oleh lingkungan, Zhafran bisa terdorong menjadi lebih baik. Dia menampakkan sikap berani dan suka hal baru. Condri mengaku bersyukur Zhafran merupakan tipikal anak yang mudah diarahkan.