Brilio.net - Banyak yang bilang ucapan anak itu jujur dan apa adanya. Mereka belum mengenal istilah berbohong dan berbuat jahat kepada orang lain. Kalau pun ada, sifat buruk tersebut mereka pelajari dari lingkungan. Karena pada dasarnya, anak adalah pembelajar yang ulung. Apapun bakal mereka pelajari, entah itu hal baik maupun buruk.

Namun karena keadaan dan seiring bertambahnya usia, kesempatan mereka untuk berkata dan berbuat jujur semakin tertutup. Berikut ini contohnya. Dalam sebuah acara Hypno therapy for Children, para peserta yang semuanya anak-anak dikondisikan untuk berkata jujur.

"Ini adalah sesi di mana anak2 menuliskan secara jujur 'ala anak-anak'. Apa yang mereka 'Tidak Suka' dari perlakuan orang tuanya.

Setelah sesi 'penggalian' ini, barulah orangtuanya dipanggil kedalam ruangan," tulis Nur Eni Hadi dalam postingan akun sosialnya yag dikutip brilio.net, Rabu (6/4).

BACA JUGA: 25 Ilustrasi 'rempongnya' jadi seorang Ibu, cewek wajib baca lho ya!

Dan hasilnya pun sangat mengejutkan. Anak-anak tersebut mengungkapkan unek-unek mereka terhadap orangtua mereka yang selama ini terpendam. Ucapan mereka benar-benar jujur, polos, dan apa adanya.

Berikut foto-foto coretan tangan anak-anak yang berisikan ungkapan jujur dari dalam hati mereka, KLIK NEXT:

2 dari 3 halaman



1. Tidak semestinya anak-anak mendapatkan kata-kata kasar seperti ini.



2. Ini juga. Karena pada dasarnya, luka karena perkataan akan selalu membekas di hati mereka.



3. Padahal, nasihat kepada anak bisa diungkapkan dengan cara-cara santun dan sopan.



4. Nasihat yang kasar justru akan membuat mereka semakin menentang dan memberontak.



5. Ucapan seperti ini jelas akan menghancurkan mental anak-anak.


6. Orangtua yang seharusnya melindungi justru menjadi 'lawan' bagi mereka.


7. Lagi-lagi kata-kata tak senonoh diterima anak-anak. Pantaskah mereka mendapatkannya?

7 kejujuran anak berikutnya akan membuat orangtua semakin tersadar, KLIK NEXT.


3 dari 3 halaman



8. Cobalah untuk mempercayai anak-anakmu..


9. Kedengarannya sepele, namun cukup menyakitkan.


10. Apalagi kalau sampai main tangan..


11. Bentuk lain dari intimidasi kepada anak.



12. Membandingkan dengan anak lain juga akan membuat mentalnya hancur. Karena bagaimana pun juga setiap anak punya potensi dan bakat masing-masing.



13. Mungkin pakai bahasa lebih halus bakal bisa diterima..



14. Dan seperti ini...


"Di situ dibuka komunikasi antara org tua & anaknya. Apakah ini berarti 'menjelekkan' orang tuanya? Saya rasa tidak. Sesi ini lebih kepada bagaimana 'Membahasakan' apa yang mereka Rasakan," imbuh Eni yang menyaksikan acara training tersebut.

"Tapi, sebelum kami gantian masuk ruangan, banyak anak2 dan orang tua yg saling duduk berangkulan. Saling bicara, bahkan yg tersedu sedan.

"Jadi, saya pribadi, hanya ingin "Mengajak Ayah Bunda untuk 'melihat'. Bahwaa,,, Pendapat anak2 ini REAL ADAnya dalam sebuah keluarga. Mungkin bukan keluarga kita. Tapi, memang ADA. Kita hargai pendapat anak2 tersebut.

"Mereka jujur dalam sebuah Training. Ino adalah JUJUR utk MENCARI SOLUSI. Anak2 ini, Bukan sedang memaki2 orang tuanya di SosMed, sebagaimana yang qt pernah lihat/baca link nya. Mereka hanya sedang "berdiskusi" dgn bahasanya, dan PADA TEMPATNYA," pungkasnya.