Brilio.net - Usai Asian Games 2018, kini Indonesia kembali menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Difabel Asia 2018 atau dikenal Asian Para Games yang ke-3. Asian Para Games dimulai sejak Sabtu (6/10) hari ini hingga Sabtu (13/10) mendatang yang berlangsung di Jakarta.

Bertepatan satu hari sebelum upacara pembukaan, panitia penyelenggara resmi memperkenalkan medali yang nantinya diberikan kepada atlet Asian Para Games kepada publik. Dilansir dari laman Asian Para Games, medali ini terbuat dari bahan solid dan dilapisi emas dengan teknik semprot.

medali apg © 2018 brilio.net

foto: asianparagames2018.id

Pada bagian depan medali terdapat logo Asian Para Games dan slogan 'The Inspiring Spirit and Energy Of Asia', sedangkan pada bagian belakang terdapat logo Asian Paralympic Committee (APC).

Ada beberapa keunikan dari desain medali Asian Para Games. Medali tersebut akan berbunyi gemerincing bila digoyangkan. Suara itu berasal dari bola-bola kecil yang terdapat di kepingan.

"Kami terinspirasi dari medali Paralimpiade Rio 2016 yang juga menghasilkan suara jika digoyangkan. Ide awal untuk mewujudkannya dari Tarek Souei (CEO Asian Paralympic Committee)," ujar Fanny Riawan, Direktur Sport Inapgoc seperti dikutip brilio.net dari asianparagames2018.id, Sabtu (6/10).

Bunyi di setiap medali pun berbeda-beda. Jumlah bola-bola kecil yang membuat medali tersebut mengeluarkan suara jika berbeda. Medali emas terdiri dari 26 bola-bola kecil, perak 20 dan sedangkan perunggu 16. Ini tentu saja agar memudahkan para atlet mengenali medali yang diraihnya.

Selain itu, kode-kode yang ada di medali menggunakan huruf braille atau huruf yang mempunyai sistem tulisan khusus sehingga memudahkan terlebih bagi atlet penyandang tuna netra. Desain ukirannya pun dirancang langsung oleh Wakil Sekretaris Jendral Inapgoc, Ferry Kono.

Pembuatan medali memakan waktu sekitar 4 bulan di Guangzhou, China. Pihak Inapgoc sendiri mengambil contoh langsung dari atlet powerlifting asal Indonesia, Ni Nengah Widiasih yang pernah meraih medali perunggu Paralimpiade Rio 2016.