Brilio.net - Kylian Mbappe mendapatkan panggungnya di Piala Dunia 2018 semenjak mencetak dua gol lawan Argentina di babak 16 besar, kemarin. Kini ia mendapatkan ujian kebintangannya melawan Uruguay yang memiliki catatan pertahanan terbaik di turnamen kali ini.

Kegemilangan Mbappe sejatinya sudah terlihat pada dua tahun lalu. Bersama AS Monaco, ia bermain impresif. Leonardo Jardim, sang pelatih AS Monaco berhasil memoles remaja belasan tahun itu. Hasilnya, Mbappe sukses membawa AS Monaco melaju ke semifinal pada Liga Champions musim 2016/2017.

Melihat begitu impresifnya remaja kelahiran 20 Desember 1998, banyak tim top yang bersaing mendapatkannya, salah satunya adalah Real Madrid. Walaupun pada akhirnya, Mbappe memilih bertahan di Perancis dengan pindah ke Paris Saint Germain. Ia menjadi pemain termahal kedua dalam sejarah ketika PSG membayar 180 juta euro sebagai bagian dari kesepakatan  dengan Monaco.

Dia menjadi pemain termuda yang mencetak dua gol untuk Perancis dalam kemenangan laga persahabatan 3-1 atas Rusia pada bulan April. Melawan Argentina, dia adalah remaja pertama yang mencetak dua kali dalam pertandingan Piala Dunia sejak Pele pada tahun 1958.

Dia sudah menjadi pemain termuda yang mencetak 10 kali di Liga Champions. Dalam karier pendek Mbappe di puncak, prestasi bersejarah telah menjadi hal yang biasa setiap hari.

"Kylian menyerang Argentina dari awal. Dia berbahaya sepanjang pertandingan dan, ketika dia dihadapkan dengan keputusan, dia berhasil, " kata Arsene Wenger kepada beIN Sports.

Uruguay akan menjadi lawan berikutnya di babak perempatfinal Piala Dunia, Jumat (6/7) pukul 21.00 WIB. Ini seharusnya menjadi ujian terbesar Mbappe dalam laga internasional-nya sejauh ini. Uruguay menjadi salah satu tim dengan lini pertahanan terbaik di Piala Dunia Rusia.

Tembok Uruguay digawangi oleh Diego Godin, bek tengah terbaik di Rusia. Pertahanan tim beralias La Celeste ini hanya kemasukan sekali dalam tujuh kemenangan beruntun. Godin, Jose Gimenez dan Diego Laxalt menjadi teladan dalam kemenangan atas Portugal di babak 16 besar.

Mereka memenangkan sembilan tekel dan membuat 19 sapuan bersih di antara mereka, memenangkan bola 10 kali. Itu berarti, dari 20 tembakan Portugal, hanya lima yang tepat sasaran.

Ini bisa menjadi pertarungan taktikal yang tidak pernah dilakukan Mbappe sebelumnya. Bisa jadi dia akan menunjukkan bakatnya yang lain yang mungkin belum pernah terlihat sejauh ini.

"Kami harus melakukan pekerjaan yang sempurna di lini pertahanan karena striker mereka sangat bagus. Kami harus mulai dari kekuatan pertahanan yang kami tunjukkan melawan Portugal dan juga di babak penyisihan grup.
Jelas, kita harus meminimalisir ruang untuk Mbappe, jadi dia tidak bisa memanfaatkan kecepatan ini, "ujar Dieo Laxalt dilansir Soccerway.