Brilio.net - Polemik antara Perkumpulan Bulutangkis Djarum (PB Djarum) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang beberapa hari belakangan ini ramai diperbincangkan berakhir. Difasilitasi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), PB Djarum dan KPAI melakukan mediasi di kantor Kemenpora pada Kamis (12/9).

Dalam kesepakatan tersebut, PB Djarum akan tetap melanjutkan audisi bulutangkis di beberapa seri tahun 2019 tanpa menggunakan logo, merek dan brand image Djarum. PB Djarum juga mengganti nama audisi mereka. Kesepakatan itu ditandatangani Ketua KPAI Susanto, Sekjen PBSI Achmad Budiharto, Pengurus PB Djarum Lius Pongoh, dan Menpora Imam Nahrawi.

Semula nama audisi yang digelar PB Djarum adalah Audisi Umum Beasiswa PB Djarum, diubah menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis. Kehadiran logo dan merek dianggap sebagai soft marketing dan soft promotion pada peserta anal serta tak sesuai PP 109 Tahun 2012.

"Kita berpatokan pada PP 109 2012 tentang pengendalian tembakau yang tidak boleh menampilkan logo, brand image, merek, hingga produk tembakau, apalagi di baju anak," kata Susanto seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com, Jumat (13/9).

Di dalam regulasi itu diatur penyelenggaraan kegiatan yang disponsori rokok, meskipun bagian dari tanggung jawab sosial, tidak boleh menampilkan mereka, logo dan brand image produk rokok. "Jadi apakah itu foundation, apakah itu klub, apakah itu PT (Perseroan Terbatas), tetapi sepanjang itu masih muncul kata 'Djarum' maka itu brand image Djarum tidak bisa dilepaskan dari Djarum sebagai produk," tambah Susanto.

Susanto juga mengungkapkan jika pihak PB Djarum sudah sepakat mengganti nama audisi mereka. Mewakili KPAI, Susanto juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada PB Djarum atas kesepakatan yang sudah terjalin.

"PB Djarum juga sudah sepakat mengganti nama audisi mereka. Prinsipnya nama itu tidak menampilkan Djarum. Itu kami apresiasi dan ucapkan terima kasih," ujar Susanto.

Dari hasil mediasi yang dilakukan PB Djarum dan KPAI di Kemenpora sendiri menghasilkan empat poin hasil mediasi. Dan, berikut empat poin hasil mediasi PB Djarum dan KPAI.

1. Para pihak yang beberapa waktu terakhir ini berpolemik tentang masalah audisi bulu tangkis Djarum telah mengadakan pertemuan yang dipimpin Menpora dengan tujuan mencari solusi agar audisi bulutangkis tetap berkesinambungan dengan sejumlah catatan penting dan harus sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Alasan utama adanya kesinambungan audisi bulutangkis ini adalah dengan mempertimbangkan adanya ketersediaan atlet bulutangkis usia muda secara selektif dan berjenjang dalam berkontribusi bagi proses pembibitan atlet bulutangkis nasional karena cabor bulutangkis masih menjadi salah satu cabang olahraga penyumbang utama perolehan medali di sejumlah event olahraga internasional.

3. Atas dasar poin nomor satu dan dua di atas, disepakati hal sebagai berikut: a. Djarum Foundation: PB Djarum sepakat untuk mengubah nama yang semula Audisi Umum Beasiswa PB Djarum 2019 menjadi Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis tanpa menggunakan logo, merek, dan brand image Djarum.

b. KPAI sepakat untuk mencabut surat KPAI tanggal 29 Juli 2019 tentang permintaan pemberhentian audisi Djarum.

4. Kemenpora, KPAI, PBSI, sepakat memberikan kesempatan kepada PB Djarum untuk konsolidasi secara internal guna melanjutkan audisi di tahun 2020 dan seterusnya dengan mengacu pada kesepakatan yang telah diambil pada pertemuan hari ini tanggal 12 September 2019 bertempat di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga yang dipimpin Menpora.