Brilio.net - Perpindahan Cristian Gonzales dari Arema ke Madura United terbilang mengejutkan. Proses yang begitu cepat, sampai melakukan debut bersama tim berjuluk Laskar Sapeh Kerrab, membuat publik bertanya-tanya.

Kepada brilio.net Gonzales yang dihubungi Senin (22/1) seusai latihan, menyebut bahwa kepindahannya lebih pada pilihan profesional. Semangatnya untuk terus bermain di kompetisi Indonesia. "Ya, Anda tahu kalau soal loyalitas. Jika ditanya pilihan, saya akan memilih di Arema karena faktor emosional dan juga keluarga, tetapi saya tunggu tidak ada kabar pasti dari manajemen. Hingga tawaran dari Madura United datang," ungkapnya.

Menurut Gonzales, selama dua bulan, ia merasa nasibnya digantung kubu Arema. Padahal, selama waktu itu, sebagai profesional ia ingin bermain. "Kami sudah tanya ke manajemen. Manajemen Arema Pak Rudy (Rudi Widodo-manajer Arema) bilang sabar. Sebulan, sebulan satu minggu, dua minggu, saya terus menunggu karena memang saya loyal," akunya.

Tetapi Gonzales mendapat jawaban dalam penantian tatkala, namanya disebut tidak masuk skema dalam permainan pelatih Joko Susilo. "Begitu mendapat kabar dari media Gonzales tak masuk skema pelatih dan muncul di media ada beberapa tim yang menghubungi kita," ungkap Eva Norida Siregar, istri Gonzales yang sekaligus sebagai manajer.

Eva Gonzales, sapaan akrab Eva, menyebut, sejumlah klub langsung menawari kontrak kepada suaminya. Dia menyebut tawaran datang dari klub Liga 1 sampai Liga 2. Nama atau popularitas dan pengalaman Cristian Gonzales rupanya yang menjadi faktor banyak klub memberikan penawaran. "Ternyata banyak klub yang juga menunggu kejelasan Cristian, begitu dinyatakan tidak masuk skema Arema tawaran alhamdulillah datang," sebut Eva.

Saat ini Eva menyebut, Gonzales fokus dengan Madura United. Mantan pemain Persib, Persik dan PSM itu mendapat penawaran spesial dari manajemen Madura United.

"Setelah tanda tangan kontrak, Pak Haruna Soemitro (Manajar Madura United) mengatakan supaya Gonzales tinggal lama di Madura bukan hanya semusim karena ingin dijadikan Duta Sepak Bola. Fungsinya untuk menyemangati masyarakat Madura dan memotivasi pemain muda Madura," kata Eva.

Madura United tercatat sebagai klub keenam yang dibela penyerang setinggi 176 sentimeter (cm) ini selama berkarier di Tanah Air. Sebelumnya Gonzales membela klub-klub papan atas Tanah Air dan memberikan sejumlah prestasi. Berikut perjalanan kariernya.

 

Sud America.
Sud America menjadi awal karier profesional Gonzales. Ia bergabung pada 1995. Selama 28 bulan di klub asal kelahirannya, Uruguay tersebut, ia hanya bermain sekali.

PSM Makassar.
Kariernya di Indonesia diawali pada 2003 saat bergabung bersama PSM Makassar. Bersama klub berjuluk Juku Eja ia membukukan 56 gol dalam 56 penampilannya dan membantu membawa klub menjuarai Liga Indonesia.

Persik Kediri.
Selepas dari PSM, pemain yang memiliki julukan El Loco ini membantu Persik Kediri menjuarai Liga Indonesia pada 2006. Di Persik ketajaman Gonzales tetap terjaga dengan membukukan 124 gol dalam 127 penampilan.

Persib Bandung.
Empat musim di Kediri (2005-2009) pemain kelahiran Uruguay 30 Agustus 1976 ini ini direkrut Persib Bandung pada 30 Januari 2009. Debutnya bersama Maung Bandung sebagai starter dilakukan ketika Persib melawan Persipura Jayapura pada laga yang berakhir 1-1. Gonzales mencetak gol waktu itu. Bersama Persib Gonzales mencetak 60 gol dari 88 penampilannya.

Persisam Putra Samarinda.
Pada 2011, mantan pemain tim nasional Indonesia ini pindah ke Persisam. Hanya semusim, Gonzales mencetak 18 gol dalam 34 penampilannya.

Arema FC.
Dari Samarinda, Gonzales kembali mencari peruntungan di klub wilayah Jawa. Kali ini yang jadi tujuannya adalah Arema. Bersama klub kota yang terkenal sebagai destinasi wisata dan hawanya yang sejuk ini, Gonzales menunjukkan loyalitasnya. Arema tercatat sebagai klub yang paling lama dibelanya, selama lima musim, 2013-2017.

Ia tercatat mencetak 93 gol dari 89 penampilan dan ikut mengantarkan Arema menjuarai Piala Presiden 2017 dan runner-up kompetisi 2016.

Timnas Indonesia.
Setelah enam tahun menunggu Gonzales akhirnya resmi menjadi warga negara Indonesia pada 3 November 2010. Upayanya mendapat hak kewarganegaraan dilalui dengan penuh perjuangan, termasuk tidak menghadiri pemakaman ayahnya di Uruguay.

Gonzales lalu menjadi pemain naturalisasi pertama dalam sejarah sepak bola nasional. Debutnya ditandai pada 21 November 2010 pada laga persahabatan melawan Timor Leste. Kala itu Gonzales mencetak dua gol dalam laga yang dimenangi timnas Indonesia dengan skor 6-0.

Nama Gonzales semakin populer ketika membela Indonesia di ajang Piala AFF 2010. Lebih-lebih penampilan timnas waktu itu begitu luar biasa dan melaju hingga final. Sayang pada partai puncak, timnas dikalahkan Malaysia dengan agregat 2-4. Bersama M Ridwan, Gonzales menjadi runnerup top skor kejuaraan dengan kontribusi tiga gol di bawah top skor Safee Sali (Malaysia) yang mencetak lima gol.