Brilio.net - Keputusan dari pihak PB Djarum untuk menghentikan audisi pada 2020 mengundang banyak perhatian. Polemik yang terjadi antara PB Djarum dan Komisi Perlindungan Anak (KPAI) itu memunculkan beragam pendapat, mulai dari pihak PBSI, para atlet, hingga masyarakat awam.

Bahkan warganet menggulirkan petisi untuk mendukung pihak PB Djarum kembali menggelar audisi bulutangkis. Hingga Senin (9/9) sekitar pukul 15.00 WIB, sudah ada 54.256 responden menandatangani petisi yang diprakarsai Davin Arkana ini. Mereka memberikan support pada petisi Change.org bertajuk 'Kembalikan Audisi PB Djarum'.

Warganet menganggap tudingan KPAI dan Yayasan Lentera Anak tidak berdasar. Dilansir brilio.net dari change.org pada Senin (9/9), mereka memberikan banyak komentar di laman tersebut.

"Padahal dari tahun ke tahun PB Djarum selalu menghasilkan atlet-atlet bulutangkis ternama sebut saja Tontowi Ahmad dan Kevin Sanjaya yang sering kali membawa harum nama Indonesia di pentas bulutangkis internasional," tulis Davin di petisi tersebut. "Dengan penutupan ini secara tidak langsung KPAI menutup kemungkinan lahirnya atlet-atlet bagus dan berkualitas, dan ini akan berdampak sangat besar bagi kemajuan bulutangkis di Indonesia."

Ketimbang mengurus PB Djarum, petisi ini menyorot kinerja KPAI yang dianggap membiarkan stasiun televisi menayangkan sinetron yang tak pantas ditiru anak-anak. "Saya rasa ini ada korelasi antara sinetron anak dan badminton. Biarlah anak-anak menyalurkan bakat-bakat mereka agar kelak suatu hari nanti mereka bisa mengibarkan merah putih di puncak tertinggi."

KPAI menuduh PB Djarum mengeksploitasi anak. Untuk itu, KPAI mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi tersebut.

Atas tekanan ini, PB Djarum menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis pada tahun depan. "Kami sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bukan produk tembakau. Tahun lalu kami dapat penghargaan sebagai Institusi Olahraga of the Year dari Menpora. Itu bukti nyata kami bukan produk rokok," ujar Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin.