Brilio.net - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Edy Rahmayadi, akhirnya ketuk palu melepas jabatannya setelah sejak 2016 memangku tanggung jawab tersebut. Hal ini ia sampaikan dalam kongres tahunan yang digelar di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (20/1).

Dikutip dari Antara, Minggu (20/1), Edy menyatakan bahwa dirinya gagal menjalankan organisasi dan berharap seluruh elemen PSSI tetap akur. 

Seperti diketahui, gelombang protes kemunduran Edy sudah banyak digaungkan. Lebih-lebih seperti pemberitaan yang beredar selama ini, Gubernur Sumatera Utara tersebut kerap membuat pernyataan-pernyataan yang menuai kontroversi. Tanggapan-tanggapan yang dilontarkan Edy seringkali menjadi sorotan media massa, terlebih Timnas Indonesia dipastikan gagal melangkah ke semifinal di Piala AFF 2018.

Sebelumnya, kebanyakan penggemar dan suporter sudah kecewa terhadap keputusan PSSI yang tidak mempertahankan Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia. Ditambah dengan berbagai macam kontroversi di dunia sepak bola Indonesia di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi.

Berbagai macam reaksi terhadap kinerja Edy Rahmayadi muncul dari para pendukung setia Timnas dan penikmat sepak bola Indonesia. Puncaknya, pada pertandingan terakhir Timnas Indonesia vs Filipina yang di Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Minggu 25 November 2018 lalu. Di pertandingan tersebut, Indonesia dipaksa bermain imbang 0-0 melawan Filipina.

Suporter Timnas Indonesia tak hanya memberikan dukungan kepada Tim Garuda yang sedang bermain, mereka juga memberikan kritik keras kinerja PSSI. Desakan agar Edy Rahmayadi mundur menggema lewat teriakan "Edy Out" sepanjang laga. Ada pula teriakan yang meminta PSSI berbenah yakni berupa "Revolusi PSSI, Revolusi PSSI, Revolusi PSSI sampai Mati".

Tentunya, kritik keras dari para suporter ini bukan tanpa alasan. Mereka menginginkan sepak bola Indonesia semakin baik lagi. Tuntutan mereka untuk mengganti Edy Rahmayadi dengan sosok yang lebih baik terus bergulir.

Brilio.net telah menghimpun deretan pernyataan Edy Rahmayadi yang menuai kontroversi dilansir dari berbagai sumber, ini Minggu (20/1).

1. Sebut Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn tidak nasionalis.

Edy Rahmayadi istimewa

foto: bola.net

Kejadian bermula ketika Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armaiyn yang hijrah ke Liga Malaysia untuk bermain di Selangor FA. Saat itu, Edy Rahmayadi menuding keduanya tak punya jiwa nasionalisme.

Edy mengecam keputusan Evan dan Ilham yang berpindah ke Selangor FA, mereka dianggap tidak pas karena peran mereka sedang dibutuhkan Timnas Indonesia U-23 untuk Asian Games 2018.

"Siapa mereka (Selangor FA)? Seenaknya saja mengontrak-ngontrak. Kalau mata duitan, ya repot juga kita. Tidak ada jiwa nasionalisme (Evan dan Ilham). Nanti akan saya kumpulkan segera," Kata Edy dilansir dari Liputan6.com.


2. 'Bukan hak anda bertanya kepada saya'.

Edy Rahmayadi istimewa

foto: bola.net

Dalam sebuah wawancara live di televisi, Edy Rahmayadi menolak ditanya wartawan senior Kompas Aiman Wicaksono tentang pengaruh kinerjanya jsebagai Ketua Umum PSSI karena merangkap Gubernur Sumatera Utara dan Dewan Pembina PSMS. Wawancara ini bersamaan dengan kasus tewasnya seorang suporter The Jak saat pertandingan Persija vs Persib di Bandung.

"Apa urusannya anda menanyakan itu?," yang membuat Aiman mengernyitkan kepala dan kebingungan, padahal pertanyaan yang dilontarkan sebenarnya bisa saja dijawab dengan biasa. "Bukan hak anda juga bertanya kepada saya," kata Edy yang tak mau banyak berkomentar dilansir dari Liputan6.com.


3. Tidak memperpanjang kontrak Luis Milla.

Edy Rahmayadi istimewa

foto: liputan6.com

Setelah Tim Garuda Muda terpental dari persaingan babak 16 besar Asian Games 2018, Edy Rahmayadi, sempat berujar mengenai kelanjutan kontrak pelatih Timnas Indonesia U-23 Luis Milla. Dilansir dari bola.net, saat itu Edy Rahmayadi memberikan sinyal bahwa masih ada kemungkinan pihaknya akan melanjutkan kerja sama dengan Luis Milla.

"Siapa bilang PSSI mau memecat Milla? Baru juga Timnas U-23 selesai bertanding kemarin, masa saya mau langsung ambil keputusan. Kami punya sistem, tidak bisa seenaknya. Akan kami umumkan segera soal status pelatih Timnas Indonesia, karena dua bulan lagi akan ada ajang Piala AFF," kata Edy Rahmayadi.

Namun, ternyata Luis Milla tidak diperpanjang kontraknya. Pelatih Timnas Indonesia ditunjuk Bima Sakti. Bahkan, beredar rumor jika PSSI menunggak gaji Luis Milla.


4. Tampar suporter.

Edy Rahmayadi istimewa

foto: liputan6.com

Saat pertandingan PSMS Medan melawan Persela Lamongan pada 21 September 2018 yang digelar di Stadion Teladan Medan, Edy Rahmayadi menyaksikan pertandingan langsung. Edy yang duduk di kursi VVIP, tiba-tiba turun dan menyambangi seorang suporter yang terlihat menyalakan flare saat pertandingan. Saat Gubernur Edy Rahmayadi menemui suporter tersebut, sejumlah suporter lain pun merekam aksi Edy. Tak lama beredar beberapa video Edy yang terlihat menampar pipi suporter cilik tersebut. Dilansir dari bola.net, beredarnya video penamparan tersebut membuat Edy Rahmayadi angkat bicara.

"Saya mana mungkin melakukan kekerasan kepada anak-anak, saya paling senang kepada anak-anak. Memang tangan saya keras ini, saya sehari saja push up 40 kali masih sanggup, kalau gak percaya kalian pegang tangan saya. Tetapi saya melakukan kemarin itu memarahi anak itu, karena menggunakan flare dan itu dilarang oleh FIFA," katanya.


5. Tanggapan soal petisi online mundur dari Ketua Umum PSSI.

Edy Rahmayadi istimewa

foto: merdeka.com

Saat kasus meninggalnya seorang suporter Persija Jakarta, Haringga Sarila, banyak pihak yang mengecam kinerja PSSI dalam mengawal liga dan persepakbolaan Indonesia. Kasus itu memantik dorongan agar Edy Rahmayadi mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. Salah satunya lewat petisi online di Charge.org.

Saat itu, sudah 60 ribu orang lebih menandatangani petisi online tersebut. Masyarakat pun menganggap, fokus Edy tidak sepenuhnya di PSSI mengingat rangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatra Utara. Dilansir oleh Liputan6.com, Edy Rahmayadi menanggapinya dengan komentar yang keras.

"Jangankan 60 ribu, satu orang pun kalau itu memang benar adanya gara-gara saya gubernur lalu terjadi itu pembunuhan, saya akan tinggalkan ini (jabatan Ketua Umum PSSI). Karena itu berarti saya tidak becus", kata Edy saat menjadi salah satu pembicara di stasiun televisi swasta. Ia juga menambahkan "Yang saya takutkan, dari 60 ribu ini mungkin salah satunya menginginkan jabatan PSSI ini, karena saat ini dalam dunia politik. Jadi, PSSI harus saya lindungi, karena ini amanah rakyat sampai 2020," katanya.


6. Komentar soal penampilan buruk Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Edy Rahmayadi istimewa

foto: bola.net

Pernyataan Edy Rahmayadi yang kontroversial selanjutnya sal penampilan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Gubernur Sumatra Utara itu mengeluarkan pernyataan yang tidak substansial.

"Wartawannya yang harus baik. Kalau wartawannya baik, nanti timnasnya baik," kata Edy dilansir dari Liputan6.com.

Pernyataannya dinilai tidak masuk akal oleh publik. Hal ini dijadikan nyanyian oleh suporter Indonesia di pertandingan terakhir Timnas Indonesia melawan Filipina. "Wartawan Harus Baik, Wartawan Harus Baik," bunyi nyanyian suporter itu diakhiri teriakan 'Edy Out' usai pertandingan berakhir.

Reporter: mgg/renno hadi ananta