Brilio.net - Payudara adalah bagian seksual wanita yang sangat sensitif ketika disentuh. Nah, lho kalau diremas gimana? Lebih dari sekadar sensitif, malah bisa memberikan kenikmatan sensual bagi wanita. Meski hal ini bersifat relatif, artinya nggak semua wanita bisa merasakan kenikmatan ketika buah dada mereka diremas. Tapi nggak berarti si wanita bermasalah lho, bisa saja si wanita merasa sakit ketika buah dada mereka diremas. Bisa jadi!

Terlepas kesakitan atau malah merasakan kenikmatan ketika payudara diremas, ternyata meremas payudara punya manfaat lainnya. Pernah mendengar nggak kalau meremas bisa membesarkan ukuran payudara? Ya, meskipun ini masih sebatas mitos dan belum ada penelitian dan juga penjelasan ilmiah yang pasti, namun banyak orang yang percaya bahwa dengan meremas payudara sama halnya seperti kegiatan memijat. Dengan adanya pijatan di bagian payudara diyakini dapat membantu relaksasi dari otot-otot di sekitar payudara, sehingga terstimulus untuk berubah menjadi lebih kencang dan juga besar.

Fakta yang benar dari mitos tersebut adalah payudara hanya akan membesar selama tubuh mendapatkan rangsangan. Misalnya puting payudara akan membesar atau membengkak ketika aktivitas seksual berlangsung. Selain itu ada fakta menarik lainnya, sebagaimana dilansir brilio.net dari Daily Mail, Rabu (30/9), meremas payudara bisa mencegah kanker payudara berdasarkan laporan penelitian yang dilakukan di Universitas Berkeley, AS.

Wanita yang bersedia meluangkan waktunya untuk meremas payudara secara rutin, akan bermanfaat bagi kesehatannya. Meremas lembut payudara akan membuat sel-sel abnormal yang tumbuh ganas yang berpotensi kanker akan melunak dan tumbuh normal kembali. Getaran seksual yang dirasakan saat meremas payudara juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga kemungkinan risiko kanker jadi sangat kecil.

Pimpinan peneliti Gautham Venugopalan mengatakan dengan sering melakukan penekanan dan peremasan pada area payudara, maka bagian tubuh itu akan lebih sehat. Bahkan pertumbuhan sel kanker payudara dapat dihambat dengan kegiatan sederhana tersebut. Mereka mengamati fakta bahwa sel payudara akan kembali ke pola normal serta berhenti mengembangkan pertumbuhan tidak wajar sel kanker setelah dilakukan beberapa penekanan.

Dengan penelitian ini diharapkan jadi salah satu bentuk terapi pengobatan dan pencegahan kanker payudara yang bisa mulai dikembangkan.