Brilio.net - Hampir terpuruk dengan masa lalunya yang cukup kelam, Radiaz Hages Triandha (34), penderita HIV Aids atau ODHA (Orang dengan HIV Aids), kembali menemukan semangat hidupnya setelah bertemu dengan Samsu Budiman (37). Keduanya lantas menjadi sepasang suami istri.

Bagi Hages, Samsu adalah suami kedua. Sementara, ia mendapatkan penyakit itu dari suami pertamanya yang kini sudah meninggal dunia akibat penyakit yang sama. Hages sempat terpuruk akibat kematian suaminya. Dia bahkan enggan untuk melanjutkan terapi dan membuang obat-obatannya.

Namun segalanya berubah ketika pada tahun 2011 dia bertemu sesama ODHA yaitu Samsu Budiman. Dari Samsu lah semangatnya mulai bangkit. Salah satu yang menyatukan Hages dan Budi adalah keinginan mereka untuk bermanfaat bagi sesama ODHA. Mereka juga ingin mengedukasi masyarakat tentang pencegahan HIV.

True Story: Perjuangan pasutri ODHA bantu pencegahan & pengobatan HIV

Karena punya tujuan sama, pada 6 Juni 2011, Hages dan Budi yang saat itu masih pacaran, mendirikan LSM Kuldesak. Dia juga dibantu oleh tujuh orang teman mereka. Hages menjelaskan, nama Kuldesak diambil dari filosofinya yang berarti jalan buntu. "Sebagai ODHA, kami harus mencari jalan lain untuk tidak menyerah dan tetap semangat untuk hidup," terangnya.

Dalam melaksanakan kegiatannya, LSM Kuldesak bermitra dengan beberapa lembaga lain, seperti Yayasan Spiritia, Pemerintah Depok, AusAID, dan masih banyak lagi. Mereka bersama-sama memberikan care and support, advokasi untuk para ODHA. Mereka juga mengedukasi tentang pencegahan dan penanggulangan HIV bahkan ada program home visit juga untuk para ODHA.

Perjuangan mereka tidaklah mudah, tidak sedikit penderita HIV yang enggan untuk melakukan terapi dan meminum obat. Banyak dari mereka yang malu akan penyakit tersebut sehingga memilih mengurung diri di rumah.

Salah satu keberhasilan yang sudah diraih oleh LSM Kuldesak adalah bisa mendorong pemerintah untuk pengadaan subsidi terapi ARV bagi ODHA. Obat terapi ARV sendirinya sangat mahal sehingga setiap penderita yang mendapatkannya secara gratis harus menandatangani surat perjanjian untuk rutin meminumnya walaupun efeknya sangat menyakitkan.

"Bagi ODHA yang utama adalah dukungan dari orang-orang sekitar, diskriminasi hanya akan membuat ODHA semakin depresi. Depresi itulah yang justru akan membuat kesehatan penderita semakin memburuk. Jadi jauhilah penyakitnya, bukan individunya." pungkas Hages