Brilio.net - Setiap perusahan-perusahan besar memang memiliki kewajiban untuk mengalokasikan dana CSR (Corporate social responsibility) sebagai bentuk tanggug jawab sosial sebagai perusahan bisnis. Dalam melakukan CSR ini tak jarang pelanggan diajak terlibat dengan tawaran untuk ikut serta dalam iuran program CSR yang dimaksud. Namun tentu saja saat hendak mengajak pelanggan terlibat, pihak perusahaan harus meminta izin kepada pelanggan untuk menarik pungutan. Jika tidak, tentu saja protes akan bermunculan dari pelanggan.

Setidaknya kasus seperti itulah yang dialami Starbucks. Seorang pelanggannya, Juhani Wati, kaget menemukan adanya penarikan dana untuk CSR tanpa persetujuannya. Hal ini Juhani ketahui setelah dirinya melihat struk pembayaran yang diterimanya di kasir usai dirinya selesai minum kopi di salah satu outlet Starbucks di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (16/3).

Melihat penarikan uang untuk donasi CSR perusahaan tanpa persetujuannya, Juhani kemudian memrotes pemungutan itu kepada kasir yang melayaninya. Ia menanyakan apakah dana ini harus dibayar oleh semua pelanggan Starbucks. Pihak kasir pun berdalih bahwa pungutan tersebut merupakan kebijakan manajemen yang nantinya dana tersebut akan dialokasikan kepada orang miskin.

BACA JUGA: Makanan berprotein tinggi ini mirip ingus, kamu berani nyicip?

donasi sturbucks © 2016 brilio.net



foto: Struk pembayaran dari Starbucks

"Saya tanya, kenapa anda tidak tawarkan ke customer mengenai donasi ini? Kan ini sifatnya sumbangan, harusnya ditawarkan," kata Juhani menceritakan kejadian tersebut di akun media sosialnya, Kamis (17/3).

Mendengar jawaban Juhani, kasir pun kebingungan hingga akhirnya salah seorang atasan kasir tersebut ikut turun tangan hingga akhirnya mengembalikan uang Rp 1.000 kepada Juhani yang sudah dipungut tanpa izinnya. "Lha seribu rupiah sekali transaksi, berapa juta yang mereka terima dari hasil 'ngrampok' 1000 rupiah itu?," lanjut Juhani dalam ceritanya.

Bahkan Juhani juga tidak begitu saja percaya bahwa uang donasi tersebut akan diberikan kepada yayasan orang-orang miskin. "Kalau saja peruntukannya jelas dan teraudit sih enggak masalah, lha ini tidak main ambil saja tanpa pemberitahuan apalagi persetujuan pelanggan," pungkas Juhani.

Hingga berita ini ditulis, Kamis (17/3), belum ada konfirmasi dari pihak Starbucks tentang pemungutan ini. Keluhan Juhani ini pun ramai dibagikan pengguna media sosial yang tak setuju dengan penarikan donasi CSR tanpa pemberitahuan sebelumnya ini.