Brilio.net - Ilmu bisa diperoleh dari mana pun. Tanpa menempuh sekolah formal, seseorang bisa menjadi ahli dalam suatu bidang tertentu. Hal ini dipraktikkan oleh Jimmy Hantu (46). Sarjana agama lulusan IAIN Walisongo Salatiga ini kini bersibuk ria dengan dunia tani dan kebun. Muridnya pun telah mencapai ratusan orang, dari jalur non formal berupa pelatihan-peatihan yang ia selenggarakan dalam rangka mendorong kemajuan pertanian negeri.

Yatim sejak balita yang otomastis tinggal hanya dengan ibunya, Jimmy terdorong untuk mandiri dan kreatif sejak kecil. Pria bernama asli Sujimin ini kini punya berhektare-hektare lahan di Bogor yang sengaja dia sediakan untuk praktik para peserta didik yang ingin belajar bercocok-tanam padanya. Buah dari kesabarannya bergelut dalam dunia tanam-tanaman, Jimmy berhasil meramu hormon yang mampu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

"Masyarakat Indonesia kan sukanya yang instan, cepat. Makanya saya mikir gimana caranya apa yang saya tanam bisa cepat menghasilkan. Artinya harus ada hormon yang mendorong. Maka saya temukanlah hormon tanaman unggul (hantu) ini," tutur pria yang juga dikenal ahli asam amino oleh masyarakat ini kepada brilio.net, Selasa (11/8). Hormon ini merupakan campuran susu sapi dengan asam amino.

Salah seorang anak didiknya, Lalan Jaelani menuturkan bahwa ada dua produk unggulan Jimmy, yaitu hantu dan jago tani. "Hantu untuk pertumbuhannya, kalau yang jago tani untuk pascapembuahannya," tutur Lalan.

Dengan produk Jimmy, panen bisa lebih cepat, daging buah menjadi jauh lebih banyak, padi pun terasa lebih enak, sebab bebas dari bahan kimia. "Misalnya yang butuh waktu 20 hari bisa dipangkas jadi 15 hari. Yang 90 hari bisa jadi 75 hari," terang Jimmy. Sejak produk hormon tanaman unggul (hantu)-nya ini dikenal, julukan Hantu melekat pada namanya.

Saat ini, Jimmy sedang mengreasikan hasil tanamannya menjadi olahan yang baru. Beberapa yang akan diproduksinya seperti nata de naga dan selai dari batang naga, minuman sari bekatul, serta shampo dan bakso dari jamur merang. "Kenapa orang-orang pada nggak suka makan sayur? Karena pola sajinya yang itu-itu saja," tuturnya menerangkan latar belakang berbagai ide kreasi makanannya.