Brilio.net - Pada tahun 1984, penelitian tentang penyebab AIDS berhasil menemukan virus penyebab penyakit ini, yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV). Tim peneliti tersebut juga menemukan cara mendeteksi apakah seseorang terjangkit penyakit tersebut, yaitu melalui tes darah.

Dikutip brilio.net dari metro.co.uk, Kamis (15/10), jauh setelah itu, 31 tahun kemudian tim yang sama mulai menguji vaksin HIV pada manusia di Institute of Human Virology milik Universitas Maryland School of Medicine. Tim tersebut telah melakukan pekerjaan ini selama 15 tahun dan telah diujicobakan pada monyet.

"Hasil yang diujicobakan pada monyet menarik, tapi sungguh tidak sempurna jika hanya digunakan pada monyet, itu tidak akan ada kemajuan. Kita perlu mencoba pada manusia," kata Robert Gallo, seorang dokter yang merupakan salah satu anggota tim.

Model kerja vaksin ini adalah mencegah virus menempel pada salah satu sel yang akan menjadi inangnya. Sebab, jika virus telah mencapai inang, maka akan lebih sulit untuk mengobatinya.

"Kami percaya mekanisme ini merupakan prasyarat utama untuk pencegahan HIV yang efektif," tambah Gallo.

Jika tahap ini berhasil dilalui, maka akan berlanjut ke tahap berikutnya, yang dapat memastikan efektivitas vaksin ini dalam melawan virus HIV. Produk ini diklaim dapat disebar secara luas dalam beberapa tahun ke depan.