Brilio.net - Kamu pasti suka makan camilan. Tapi jarang kan menemukan camilan sehat? Nah, sekarang sudah ada camilan sehat. Hebatnya camilan ini dibuat oleh seorang profesor UGM.

Prof.Ir. Eni Harmayani, M.Sc melakukan inovasi dalam produk makanan dengan membuat Cookies Garut. Pengambilan nama yang menyebut Garut lantaran camilan ini mengambil bahan utama berupa ubi asli Garut. Karena hasil ciptaan profesor, camilan ini bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan saluran cerna.

Salah satu mahasiswi yang ikut meneliti Cookies Garut, Yuni, mengatakan bahwa umbi yang digunakan seratus persen lokal dari daerah Garut. "Cookies ini diperkaya dengan prebiotik dari umbi garut, tapa terigu dan rasanya juga kita perhitungkan," kata mahasiswi jurusan Teknologi pangan UGM kepada brilio.net, Selasa (29/9).

Mahasiswi asal Madiun ini turut meneliti sejak awal November 2014. Menurutnya Cookies Garut berbasis umbi-umbian lokal yang tidak hanya praktis, tapi juga mengandung komponen prebiotik yang dapat mencukupi kebutuhan energi serta memiliki manfaat kesehatan.

Profesor UGM bikin inovasi camilan yang sehatkan saluran cerna

Prof.Ir. Eni Harmayani, M.Sc. (image: ugm.ac.id)


Dari penelitian tersebut, umbi Garut (Maranta arundinaceae) berpotensi untuk dikembangkan sebagai cookies prebiotik yang bermanfaat bagi kesehatan. Lebih menguntungkan lagi, tanaman ini bisa ditanam di luar wilayah Garut, bahkan di lahan-lahan kritis dan sela-sela tegakan hutan sekalipun. Jadi, untuk bahan baku hampir tak menemui kendala.

Apa yang dilakukan Eni sejalan dengan konsentrasinya selama ini yang memang dikenal sebagai ilmuwan yang lekat dengan inovasi-inovasi produk pangan lokal. Berkat inovasinya tersebut, Eni pun pernah mendapat penghargaan  Adhikarya Pangan Nusantara 2012 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Eni memperoleh penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk kategori pelayanan ketahanan pangan. Peneliti UGM ini dinilai berhasil meneliti dan mengembangkan teknologi pangan lokal untuk ganyong, garut, kedepok pisang, ubi kayu, umbi-umbian, dan lainnya sebagai pengganti beras dan terigu. Selain itu ia telah membina masyarakat, UKM maupun kelompok tani untuk menggunakan bahan pangan lokal.