Brilio.net - Menghasilkan uang dari hobi adalah hal yang menyenangkan. Banyak orang menganggap, hobi bukanlah suatu pekerjaan. Namun, jika digeluti dengan serius, ternyata hobi bisa lebih menguntungkan daripada bekerja sebagai karyawan. Dewi Kocu salah satunya. Ia kini sukses dengan kerajinan papercutting yang diberi sentuhan khas Indonesia.

Sedari kecil Dewi sudah menyukai berbagai macam kerajinan tangan seperti menjahit, menyulam, merajut, origami, paper quilling, menggambar dan lain sebagainya. Dari sanalah tangannya dilatih terampil membuat karya papercutting yang tengah digelutinya saat ini. Seni papercutting yang berasal dari Tiongkok merupakan pekerjaan tangan yang rumit dan detail serta memerlukan ketekunan. Di tangan alumnus jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara ini, alat yang digunakan bukan gunting seperti pada umumnya para seniman papercutting, melainkan cutter. Usahanya ini kemudian dinamai Cutteristic.

Awal mula Dewi melihat sebuah papercutting sederhana di sebuah majalah fashion pada akhir tahun 2010. Dia mengamati agar tahu bagaimana cara membuat karya seperti itu. Ketika itu keponakan Dewi ada yang akan berulang tahun, sehingga dia terdorong untuk mencoba membuat papercutting seperti yang pernah dilihatnya sebagai kado personal. Selama pengerjaan, terdapat bagian-bagian yang sulit dijangkau dengan gunting sehingga dia mencoba menggunakan cutter. Alat ini dirasakan Dewi lebih efektif, sehingga seterusnya dia membuat karya-karyanya dengan cutter.

"Awalnya tidak berminat menjadikan ini sebagai bisnis, hanya sebagai hobi dan sebagai kado untuk kerabat atau keluarga. Tapi kemudian mulai ada teman dan keluarga yang memesan, yang setiap tahunnya jumlah pesanan terus bertambah sampai akhirnya di tahun 2014 saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan saya di kantor dan menjadi full-timer seniman kertas," terang Dewi pada brilio.net Selasa (29/3) melalui surat elektronik.

Di awal 2011, Dewi berpikir untuk memperkenalkan seni ini kepada lebih banyak orang sebab pada 2010 ketika dia mencoba menggali informasi dari seniman Indonesia, hasilnya sangat minim. Akhir tahun yang sama seni yang diangkatnya ini dilirik oleh sebuah majalah. Berbagai media cetak lain seperti koran dan tabloid turut mendokumentasikan papercutting dalam artikel. Tahun 2014 pertama kali media televisi nasional mengangkat seni ini. Maka sejak itulah semakin banyak lagi masyarakat yang mengenal papercutting dan ingin mempelajarinya.

"Dengan latar belakang pekerjaan sebagai Digital Marketing Manager yang menyadari pentingnya marketing melalui online, akhirnya saya membuat website yang berisi dokumentasi karya-karya beserta keterangan produk dan harga. Latar belakang sebagai fotografer jugalah yang membuat saya dapat mendokumentasikan karya saya dengan baik agar produk saya dapat lebih dipahami oleh masyarakat," paparnya.

Batik adalah motif yang paling disukainya sebab Dewi bermaksud memadukan seni papercutting yang khas Indonesia.

Berikut ini contoh karya-karyanya:

1. Bank Indonesia, keluarga Halim Alamsyah

cutteristic  © 2016 brilio.net

 

2. Batik Mega Mendung

cutteristic  © 2016 brilio.net

 

3. Batik Parang

cutteristic  © 2016 brilio.net

 

4. Burung Kakatua

cutteristic  © 2016 brilio.net

 

5. Hiasan kue ulang tahun

cutteristic  © 2016 brilio.net

 

 

6. Najwa Shihab

cutteristic  © 2016 brilio.net

 

7. Leonardo da Vinci, Last Supper

cutteristic  © 2016 brilio.net

 

8. Starter kit

cutteristic  © 2016 brilio.net

 

9. Susilo Bambang Yudhoyono - Ani Yudhoyono

cutteristic  © 2016 brilio.net

 

10. Topeng Merak

cutteristic  © 2016 brilio.net