Brilio.net - Mulai awal Mei 2015 akan ada bensin jenis baru yang kualitasnya berada di antara premium dan pertamax. Produk bernama pertalite ini punya Research Octane Number (RON) 90, di atas RON premium (88) dan di bawah RON pertamax (92).

RON yang di Indonesia lebih dikenal dengan istilah 'nilai oktan' ini merupakan perbandingan antara iso-oktana dan n-heptana dalam suatu bahan bakar. Misalnya, sebuah bahan bakar dengan RON 92 berarti 92% kandungan bahan bakar tersebut adalah iso-oktana dan 8%-nya adalah n-heptana. Semakin banyak komponen oktannya maka semakin baik.

Nama oktan berasal dari gugus oktana (rantai karbon delapan atau C8). Oktana memiliki sifat kompresi paling bagus dibanding molekul penyusun bensin lainnya. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada gugus lain semisal heptana yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.

Nilai oktan adalah angka yang menunjukkan besarnya tekanan yang dihasilkan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin yang berupa gas ditekan oleh piston sampai volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang berasal dari busi.

Knocking atau ketukan di dalam mesin akan terjadi jika campuran udara dan bensin ini terbakar dikarenakan tekanan yang tinggi (sebelum sampainya percikan api dari busi). Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus dihindari.

Upaya peningkatan nilai oktan untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan telah dicoba. Dalam perjalanannya, telah digunakan tetra etil lead (TEL) dan metil tetra butil eter (MTBE).

Namun belakangan ternyata diketahui keduanya tidak ramah lingkungan. TEL menghasilkan timbal di atmosfer yang membahayakan makhluk hidup. MTBE juga tak lagu digunakan karena bersifat karsinogenik (racun) dan beroptensi mencemari air karena sifatnya yang sangat mudah bercampur dengan air, meskipun mampu mengurangi pembentukan gas CO. Akhirnya ditemukanlah zat peningkat nilai oktan yang aman dan ramah lingkungan yaitu etanol.

Bahan bakar yang tidak disubsidi ini diperkirakan akan dijual Rp 8.000 - Rp 8.300 per liter, mengandung kadar belerang di atas 50 ppm dan akan berdampak pada kualitas kinerja mesin.

Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang diketuai Akbar Faisal sebenarya merekomendasikan untuk menghapus RON 88 (premium) dan mengalihkan penggunaan ke RON 92 (pertamax). Meskipun varian ini dianggap tidak sesuai namun tetap diadakan oleh pemerintah sebagai bentuk penyesuaian untuk secara bertahap meghapuskan premium pada 2017 mendatang.

Kementerian Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil meyakini, bahan bakar ini akan menjadi saingan pertamax dan shell (super) karena nilai oktannya tinggi.

Pertalite rencananya akan diterapkan di Jakarta terlebih dahulu sehingga premium hanya akan dijual di SPBU yang dilalui angkutan kota sejenis mikrolet. Dengan ini, Pertamina punya 5 varian bahan bakar minyak yaitu BioPertamax & Pertamax; Pertamax Plus; BioPremium & Premium; Solar, Bio Solar & Pertamina DEX; serta Kerosine.