Brilio.net - Bekerja di kapal pesiar, bagi sebagian orang merupakan dambaan. Tapi, ada banyak tantangan jika sudah bekerja di sana.

Seorang awak kapal pesiar, Iskandar (28), warga Purworejo, Jawa Tengah, menceritakan, untuk bisa bertahan lama di kapal yang hampir setiap hari mengarungi lautan, banyak yang harus dikorbankan. "Yang jelas kamu harus bisa jauh dari keluarga selama berbulan-bulan. Itu yang terberat sih, meski penghasilan yang didapat sebanding dengan pengorbanan tetapi kalau modal sudah cukup aku pengennya kerja di darat saja," ungkapnya pria yang sudah lebih dari 5 tahun menjadi awak kapal pesiar di Eropa ini kepada brilio.net, Rabu (3/6).

Pengakuan awak kapal pesiar, pekerja asal Indonesia lebih disukai

Menurut dia, sebuah kapal pesiar mempunyai ratusan awak. Tidak hanya dari negara asal, awak kapal juga berasal dari berbagai negara di dunia. Menurut Iskandar, tenaga kerja asal Indonesia lebih disukai oleh kru dan penumpang kapal pesiar.

"Kenapa? Karena kinerja kita jauh lebih baik di mata supervisor, orang barat ternyata tidak lebih rajin dari orang Indonesia. Selain itu kita dipuji karena etos kerjanya," beber Iskandar.

Sementara dikalangan penumpang, pekerja asal Asia, khususnya Indonesia pun kerap kali menuai pujian. "Kamu pasti pernah dengar pujian orang asing tentang orang Indonesia yang murah senyum. Di atas kapal pun mereka terkesan dengan keramahan awak kapal asal Indonesia."

Salah satu buktinya juga dibeberkan lulusan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) jurusan nautika itu. "Orang Indonesia di atas kapal tempat saya bekerja sering banget dapat penghargaan Employee of the month, saya juga pernah. Hadiahnya dapat 500 US Dolar dan gadget canggih," ceritanya.