Brilio.net - Ketersediaan bahan bakar minyak yang merupakan sumber daya alam tidak dapat diperbarui semakin menipis dari tahun ke tahun. Kondisi ini mendorong berbagai pihak untuk menemukan solusi alternatif. Upaya pencarian energi alternatif tersebut turut dilakukan oleh Hendra Prasetyo, pemuda asal Pekalongan, Jawa Tengah.

Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini mengungkapkan, plastik bisa mengandung sekitar 70-80% minyak, sisanya 20-30% adalah air dan bahan-bahan lainnya.

"Plastik dibedakan menjadi High Density Poly Ethylene (HDPE), Poly Propilene (PP), dan polyethylene terephthalate (PET). Jadi untuk nilai konversi plastik yang paling baik dibuat menjadi minyak adalah plastik HDPE, dimana nilai konversi mencapai 80%, sedangkan PP cuma 70%. Jenis plastik yang tidak disarankan untuk dipakai itu jenis PET, dikarenakan sifat dasar plastiknya yang menyublim, dan hasil minyaknya sedikit," tutur Hendra pada brilio.net, Jumat (7/8).

 

Penemuan baru, plastik kresek bisa untuk bahan bakar minyak

Penemuan baru, plastik kresek bisa untuk bahan bakar minyak

Penemuan baru, plastik kresek bisa untuk bahan bakar minyak

Hendra menuturkan, titik lebur plastik HDPE lebih rendah dibanding PP sehingga minyak yang dihasilkan pun lebih banyak. 

Untuk menghasilkan bahan bakar minyak dari plastik ini, dibutuhkan bantuan reaktor pirolisis. Caranya adalah mula-mula memasukkan plastik ke dalam reaktor, lalu membakarnya dengan sebelumnya menutup semua kran. Setelah mencapai suhu hingga 300-400 derajat celcius. Dalam kondisi ini plastik akan meleleh lalu membentuk uap. Selanjutnya, uap ini akan mengalami kondensasi membentuk cairan minyak dengan bantuan media pendingin air. Minyak yang didapat tersebut yang digunakan untuk bahan bakar.

Bahan bakar minyak yang terbentuk lebih menyerupai solar. "Kita sudah uji di lab Undip sama UGM, dan hasilnya menunjukkan hampir menyerupai dengan solar. Diujikan ke kendaraan juga sudah," aku Hendra.

Penemuan anak bangsa ini diharapkan layak ditindaklanjuti untuk diproduksi massal.