Brilio.net - Kekuatan media sosial memang sangat dasyat, terbukti dengan kasus yang terjadi di kebun bunga Amarillys di Pathuk Gunungkidul, Yogyakarta. Hanya dengan satu foto yang menjadi viral dapat merusak keindahan seluruh kebun bunga. Tren selfie yang saat ini membuat banyak orang berbondong-bondong datang berebut ingin berfoto di kebun tersebut. Akibatnya banyak bunga yang terinjak, bahkan banyak juga yang mati akibat ditiduri dan diduduki. Lalu bagaimana kata sang pemilik kebun?

Kepada brilio.net Sabtu (28/11) pasangan suami istri Paryanto dan Yuni sang pemilik kebun bercerita. Mereka berdua sudah bertahun-tahun membudidayakan Amarillys sebagai mata pencaharian. Tetapi bukan sebagai tempat wisata. Bibit bunga itu mereka jual dengan harga Rp 5.000. Tidak pernah ada sedikitpun niat untuk mengkomersilkan kebun mereka.

Pemilik kebun Amarillys: Ini sebenarnya bunga untuk dijual Bayar seikhlasnya. Paryanto tak berniat komersilkan kebun bunganya.

"Awalnya ada beberapa orang yang minta izin ingin berfoto, ya saya izinkan. Tapi besoknya banyak yang datang bahkan mungkin sampai ratusan orang. Waktu malam saya cek pakai senter ternyata sudah banyak bunga yang roboh dan tidak bisa dijual," ujar Paryanto

Mau tidak mau Paryanto pun membuka kotak sumbangan seikhlasnya bagi yang ingin berfoto di kebunnya. Selain untuk ganti kerugiannya juga akan digunakannya untuk pemulihan kembali kebun tersebut. Dirinya juga sudah berinisiatif memasang beberapa tanda dilarang menginjak, tapi percuma karena tidak dihiraukan oleh pengunjung.

Pemilik kebun Amarillys: Ini sebenarnya bunga untuk dijual Dilanggar. Imbauan larangan menginjak tak digubris pengunjung.

"Saya juga nggak enak mau memarahi, lagipula saking banyaknya yang datang saya juga bingung bagaimana mau memperingatkannya," ujar pria asli Jogja ini, tipikal orang Jogja yang tidak enakan. Dirinya bahkan sempat dimarahi oleh salah satu pengunjung wanita karena kebun bunganya sudah berbeda dengan apa yang beredar di media sosial.

"Saya kasihan sama yang datangnya belakangan, sudah jauh-jauh kesini tapi bunganya sudah jelek. Kalau memang masih ada yang berminat, niatnya saya akan buat pagar dan jalan setapak supaya tahun depan saat musim berbunga tidak akan terinjak lagi," pungkasnya.