Brilio.net - Pacaran dengan menjalin komunikasi secara langsung atau melalui telepon dan chat sudah hal lumrah yang sering dilakukan oleh anak muda zaman sekarang. Lalu apakah semua orang yang berpacaran melalukan hal yang sama?

Cerita unik menjalin hubungan yang tidak biasa datang dari Atika (19). Sewaktu masih berusia 15 tahun, orangtua Atika memilih untuk menyekolahkannya ke sebuah pondok pesantren di Jombang yang setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sehari-harinya dia belajar ilmu agama, hanya untuk hari tertentu biasanya diberi kesempatan untuk bertemu dengan santri lain.

"Hidup di pondok memang banyak suka-dukanya, salah satunya adalah kisah pacaran yang sering kami lakukan dengan cara yang unik yaitu melalui surat menyurat," kata Atika kepada brilio.net melalui layanan bebas pulsa story telling 0-800-1-555-999, Rabu (4/11).

Tiga tahun silam, Atika jatuh hati kepada salah satu santri. Padahal, santriwati dan santri tidak diperbolehkan untuk mengobrol atau pun bertemu dan bertatap muka. Apabila hal itu terjadi maka mereka akan mendapat teguran bahkan bisa dikeluarkan dari pondok. Namun, hal itu tidak menyurutkan niat dari Atika untuk menyampaikan rasa sukanya kepada laki-laki pujaan hatinya itu. Maka berkirim surat adalah cara terbaik yang bisa dilakukan olehnya.

"Jangan salah, surat yang biasa saya tulis itu tidak sekadar 1 halaman atau satu lembar saja tapi bisa sampai 1 buku tulis, lucu sih kalau ingat pas awal naksir cowok yang juga santri," lanjut perempuan yang kini sedang menempuh kuliah disalah satu kampus swasta di Jombang ini.

Bak gayung bersambut, Atika yang menitipkan suratnya kepada penjaga pondok kemudian menyampaikannya ke lelaki pujaannya. Santri itu pun merespon dengan baik dan pada akhirnya mereka pacaran. Keduanya pun menjalin komunikasi melalui surat tanpa pernah bertemu sekalipun.

"Kami banyak menjalin komunikasi melalui surat sebab tidak bisa bertemu, jangankan bertemu seperti gaya pacaran anak sekarang, ketahuan saling tatap dan memiliki perasaan satu sama lain saja kami bisa mendapatkan hukuman. Bayangkan kami hanya komunikasi lewat surat dan akhirnya kami pun putus lewat surat," jelas Atika yang sudah 3 tahun tidak menjalin komunikasi dengan mantan pacarnya itu.

Lanjut dia, mulai saling puji sampai marahan semuanya dituangkan dan disampaikan di atas kertas. Sayangnya hubungan romantis melalui surat itu harus kandas karena rasa saling menyukai kepada lelaki tersebut mulai pudar dan keduanya sudah merasa tidak nyaman satu sama lain.

"Setelah keluar dari pondok, saya pun baru sadar bahwa aturan yang dulunya mengikat itu ternyata memang untuk kebaikan para santriwati, saya jadi bisa menjaga diri," tandas Atika.

Cerita ini disampaikan Atika melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!